Terdakwa Ricky Rizal mengaku tidak mendengar perintah ‘hajar’ dari bibir Ferdy Sambo kepada Bharada Richard Eliezer (Bharada E). Hal itu terungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) dengan agenda pemeriksaan terdakwa, dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua atau Brigadir J.
Ketua majelis hakim, Wahyu Iman Santoso bertanya kepada Ricky ketika momen penembakan saat itu. Pertanyaannya terkait perintah yang keluar dari Sambo kepada Bharada E untuk menembak ataupun menghajar Brigadir J.
“Saudara mendengar perintah yang Ferdy sambo kepada Richard?” tanya Wahyu.
“Yang saya dengar hanya jongkok, yang mulia,” jawab Ricky.
“Pada saat itu dia mengatakan hajar Chad?” tanya Wahyu lagi.
“Saya tidak mendengar,” jawab RIcky singkat.
Pekan lalu, Bharada E menegaskan Sambo memerintahkannya untuk membunuh Brigadir J. Hakim sempat menegaskan perintah yang diberikan Sambo bukanlah 'hajar' maupun 'back up'. Hal itu dikonfirmasi Eliezer.
"Kemudian dia maju, Yang Mulia. Mengubah posisi. Lalu merapat baru lihat ke saya dia bilang 'Nanti kamu yang bunuh Yosua ya'. Dia bilang ke saya 'Kalau kamu yang bunuh, nanti saya yang jaga kamu. Tapi kalau saya yang bunuh, enggak ada yang jaga kita lagi, Chad'. Pada saat itu saya cuma jawab 'Siap pak'," ungkap Eliezer.
"Perintah saudara terdakwa Ferdy Sambo saat itu bunuh?" tanya Hakim.
"Bunuh," jawab Eliezer.
Sementara, Febri Diansyah selaku kuasa hukum Ferdy Sambo mengatakan, kliennya memang mengeluarkan perintah untuk Bharada E dalam mengeksekusi Brigadir J. Namun, diksinya adalah ‘hajar’ dan bukan ‘tembak’.
Ferdy Sambo pun sempat panik saat Richard justru menembak Yosua. Mantan Kadiv Propam Polri itu, kata dia, juga sempat memerintahkan ajudannya memanggil ambulans setelah penembakan terjadi.
"FS kemudian panik dan meminta memerintahkan ADC. Jadi sempat memerintahkan ADC untuk melakukan memanggil ambulans dan kemudian FS menjemput Ibu Putri dari kamar dengan mendekap wajah bu Putri agar tidak melihat peristiwa dan kemudian memerintahkan RR mengantar Ibu Putri ke rumah Saguling. Ini adalah fase pertama rangkaian peristiwa," katanya dalam jumpa pers, Rabu (12/10).
Febri juga menyampaikan perihal awal mula terjadinya penembakan terhadap Yosua itu. Dia mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo sangat emosional kala mendengar pengakuan istrinya, Putri Candrawathi, mengenai peristiwa di Magelang.
Ferdy Sambo pun lantas memanggil Richard dan Ricky Rizal secara terpisah di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Jakarta Selatan. Febri mengatakan saat itu Richard dan Ricky Rizal melihat kondisi Ferdy Sambo yang emosional dan menangis.
Usai melakukan klarifikasi ke Richard dan Ricky Rizal, Ferdy Sambo disebutnya bersiap menuju tempat main badminton. Namun, kata Febri, saat melewati rumah dinas di Duren Tiga, di mana Putri melakukan isolasi mandiri, Ferdy Sambo berubah pikiran.