close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. foto Pixabay
icon caption
ilustrasi. foto Pixabay
Nasional
Jumat, 17 Desember 2021 13:53

RSDC Wisma Atlet diisolasi selama 7 hari buntut temuan kasus varian Omicron

Kemenkes telah mendeteksi kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia.
swipe

Rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran diisolasi selama 7 hari ke depan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 varian Omicron pada level komunitas. Keputusan diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait hari ini.

“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus Varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” tutur Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Suharyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (14/12).

RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19 sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020. Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan.

Selain Wisma Atlet, terdapat pula karantina terpusat bagi PMI, Pelajar, dan ASN di Rusun Nagrak, di Cilincing Jakarta Utara. Rusun Nagrak memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. “Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya,” ucapnya.

Tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya. Dinas Kesehatan Jakarta akan mendukung sumber daya manusia di Rusun Nagrak. Bagi pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet selama 14 hari ke belakang, kata dia, untuk terus memantau kondisi kesehatan. Apabila terjadi gejala segera laporkan kepada puskesmas di wilayahnya.

“Saya menghimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan, segera melakukan vaksinasi, dan menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan mengurangi mobilitas,” tutur Suharyanto.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum menemukan penularan komunitas untuk kasus varian baru Covid-19 Omicron. “Jadi, sampai sekarang transmisi komunitas belum kami temui. Walaupun kami terus melakukan sampling genome sequencing yang lebih ketat,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).

Diketahui, Kemenkes telah mendeteksi kasus varian baru Covid-19 Omicron di Indonesia. Seorang pasien berinisial N terkonfirmasi varian Covid-19 Omicron pada Rabu (15/12). 

N merupakan pekerja kebersihan di rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet. Ketika dilakukan pengambilan sampel secara rutin pada Rabu (8/12), hasil tes polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan tiga pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak tiga sampel pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet tersebut dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes, pada Jumat (10/12).

Dari tiga sample tersebut, hanya satu sampel yang terkonfirmasi positif varian Covid-19 Omicron setelah dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Di sisi lain, Kemenkes mendeteksi 5 kasus probable Omicron. Kemenkes mendeteksi kasus probable Omicron tersebut dengan menggunakan alat tes PCR dengan spesifikasi khusus.

Dari total 5 kasus probable Omicron tersebut, 2 di antaranya warga negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Sisanya, warga negara asing (WNA) Tiongkok (China) yang datang ke Manado, Sulawesi Utara. Saat ini, 3 WNA asal Tiongkok ini sedang menjalani karantina di Manado.

img
Manda Firmansyah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan