Rumah rata, korban gempa Lombok bertahan di pengungsian

Warga di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menjadi korban gempa bumi di wilayah tersebut masih enggan kembali ke rumah masing-masing. Warga khawatir akan terjadi gempa susulan usai gempa bumi 6,4 skala richter pada Minggu (29/7).

"Masih takut kalau kita kembali, kondisi rumah juga sudah hancur. Kalau pun ke rumah paling lihat-lihat saja, mengambil barang-barang yang masih tersisa," ujar seorang warga bernama Inak Mustakran di lokasi pengungsian di Desa Sembalun, Jumat (3/8).

Dia mengaku masih belum tahu akan bertahan berapa lama lagi di tempat pengungsian. Sebab selain kekhawatiran kembali di guncang gempa, mereka juga tak tahu harus kemana, karena tak lagi punya tempat tinggal karena gempa telah meratakan rumah-rumah mereka.

Di tempat pengungsian, Inak dan warga lain mendirikan tenda darurat dari terpal dan bamu sebagai tempat berlindung. Mereka pun bergantung pada bantuan pihak desa dan donatur untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.

Menurut Inak, kebutuhan logistik para pengungsi sejauh ini tidak bermasalah. Adapun kebutuhan yang masih kurang adalah perlengkapan untuk bayi seperti popok dan obat-obatan. 

"Cukuplah kalau untuk makan dan minum. Yang kurang ini perlengkapan bayi seperti popok dan obat-obatan, karena sudah banyak yang sakit," ucapnya.

Antara