Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, hilal awal Ramadan 1444 Hijriyah di Indonesia berhasil dirukyat pada hari ini, Rabu (22/3).
Hal ini disebabkan, berdasarkan perhitungan, posisi bulan pada hari ini yang bertepatan dengan 29 Syakban 1444 Hijriyah sudah berada dalam Kriteria Baru MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore).
"Berdasar hisab kriteria baru MABIMS, baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat," kata dia dalam keterangan resminya yang dipantau online, Rabu (22/3).
Dia menjelaskan, dalam menetapkan Ramadan, Kementerian Agama menggunakan sidang isbat untuk bermusyawarah. Pemerintah perlu melihat hasil pengamatan langsung (rukyatul hilal) untuk melengkapi hasil hisab yang telah dipaparkan.
"Hasilnya, dari 124 titik rukyatul hilal, ada beberapa orang yang melaporkan melihat hilal. Jadi berdasarkan hisab di seluruh indonesia, sudah di atas ufuk dan memenuhi kriteria MABIMS. Sehingga kami bersepakat, 1 Ramadan jatuh pada Kamis (23/3)," papar dia.
Dia berharap, seluruh umat Islam menggunakan momentum Ramadan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia).
Sementara Ketua MUI Abdullah Jaidi menyebutkan, semua umat muslim di Tanah Air akan mulai menjalankan ibadah puasa serempak pada Kamis. Tetapi untuk 1 Syawal, dia memperkirakan ada perbedaan.
"Mudah-mudahan bisa dicarikan penyelesaian yang baik untuk menyesalaikan perbedaan itu," harap dia.
Dia juga berharap Ramadan bisa menjadi momen untuk meningkatkan kesolehan dalam beribadah dan juga sosial, dengan menyantuni fakir miskin.
"Ramadan ini juga menjadi momen menjadi persatuan dan kesatuan di antara kita. Khususnya di tahun politik agar dapat menjadi pengertian, tidak ada isu politik yang menyebabkan perpecahan di Indonesia," kata dia.