close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ketua DPR RI DR. (H.C.) Puan Maharani. Foto: dpr.go.id/Geraldi/Man
icon caption
Ketua DPR RI DR. (H.C.) Puan Maharani. Foto: dpr.go.id/Geraldi/Man
Nasional
Jumat, 22 Oktober 2021 14:28

Ketua DPR kepada santri: Harus jadi pelopor penanggulangan pandemi Covid-19

Santri merupakan salah satu elemen yang berpengaruh dalam sejarah perjalanan dan pembangunan bangsa, termasuk dalam penanggulangan pandemi.
swipe

Ketua DPR Puan Maharani mengatakan, lahirnya Hari Santri Nasional (HSN) di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), merupakan dukungan negara bagi para santri. Menurut dia, DPR terus berkomitmen memperhatikan kebutuhan santri dan pesantren dari sisi pendidikan dan kesejahteraannya.

"UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang disetujui DPR merupakan pengakuan negara terhadap eksistensi pesantren. UU tersebut juga sebagai afirmasi dan pedoman agar negara memfasilitasi pondok pesantren," kata Puan dalam keterangannya terkait peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap 22 Oktober, Jumat (22/10).

Hari Santri Nasional 2021 mengambil tema Santri Siaga Jiwa dan Raga. Tema tersebut disesuaikan dengan situasi saat ini, di mana santri diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam program penanggulangan pandemi Covid-19.

Menurut Puan, santri harus menjadi pelopor penanggulangan pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia hampir dua tahun terakhir ini. Santri merupakan salah satu elemen yang berpengaruh dalam sejarah perjalanan dan pembangunan bangsa, termasuk dalam penanggulangan pandemi.

"Kita ketahui bagaimana santri punya banyak kontribusi bagi NKRI sejak era perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Dan peran besar santri bagi negara harus terus dipertahankan," ujarnya.

Penetapan Hari Santri tidak bisa dilepaskan dari perjuangan santri untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di masa lalu. Menurut dia, semangat resolusi jihad oleh para ulama dan kiai pada 22 Oktober 1945 yang dijadikan dasar penetapan HSN, harus terus digelorakan.

"Pesantren sebagai tempat menempa ilmu harus menjaga warisan para ulama dan kiai yang dulu mencetuskan Resolusi Jihad melawan penjajah sebagai benteng NKRI," ujarnya.

Sejarah mencatat perjuangan santri terhadap berdirinya Indonesia misalnya, proklamator Soekarno-Hatta banyak mendapat bantuan dari para ulama di masa kemerdekaan. Puan mengatakan, Bung Karno sendiri juga banyak belajar dan berdiskusi dengan para ulama dan kiai seperti KH Hasyim Asy'ari tentang ilmu agama dan kenegaraan.

Semangat perjuangan para santri terdahulu menjadi motivasi bagi santri-santri masa kini dalam memperjuangkan kemajuan Indonesia.

"Banyak tokoh besar nasional lahir dari pesantren. Dan santri sendiri punya peran besar di kehidupan masyarakat, termasuk di sektor perekonomian rakyat," katanya.

Dia berharap santri-santri milenial bisa melahirkan berbagai program dan pendampingan untuk membantu terciptanya kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kata Puan, pesantren harus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan unsur khas dan nilai-nilai tradisionalnya.

"Saya percaya dari pesantren akan lahir putra/putri terbaik bangsa yang akan membawa Indonesia semakin maju," ujarnya.

img
Marselinus Gual
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan