Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, menyarankan kepada calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, agar nanti dalam memilih para menterinya berdasarkan rekam jejaknya, terutama yang jauh dari kasus tindak pidana korupsi.
“Sebagai saran itu bagus dilakukan. Tapi ini betul-betul saran. Adapun sepenuhnya tergantung kepada Pak Jokowi apakah mau melakukan atau tidak. Sayangnya, belum ada putusan siapa yang menang Pilpres 2019,” kata Agus di Jakarta pada Senin, (29/4).
Imabauan itu disampaikan Agus karena salah satu menteri di Kabinet Kerja Jokowi tersangkut perkara korupsi. Ia adalah Idrus Marham yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Sosial. Idrus diketahui tersangkut perkara suap kasus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1.
Selain Idrus, KPK sebelumnya menggeledah ruang kerja Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifudin. Penggeledahan kantor Menteri Agama terkait kasus jual beli jabatan yang melibatkan bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy.
Juga baru-baru ini KPK menggeledah ruang kerja kantor Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. Penggeledahan terhadap kantor Menteri Perdagangan itu terkait kasus suap yang menjerat anggota Komisi VI DPR RI, Bowo Sidik Pangarso.
Seperti diketahui, Bowo mengaku kepada penyidik KPK jika ia mendapat uang suap yang salah satunya diberikan oleh Menteri Enggartiasto sebanyak Rp2 miliar. Adapun Bowo diketahui sempat menerima uang dalam pecahan Dolar Singapura yang dimasukkan ke dalam 400 ribu amplop untuk serangan fajar pada saat pelaksanaan pemilu.
"Benar, bahwa penggeledahan KPK di kantor gedung Kementerian Perdagangan RI di Gambir, Jakarta Pusat, adalah tindaklanjut dari keterangan Bowo Sidik. Saat ini statusnya ditingkatkan penyidikan, makanya anak-anak bergerak berdasarkan keterangan yang disampaikan pada pemeriksaan. Kita ikuti saja," ujar Agus.
Agus mengatakan, penggeledahan oleh KPK di kantor Kemendag merupakan sebagai upaya untuk menemukan alat bukti lain. “Ini seperti yang disampaikan tersangka. Kalau salah satu uang yang diterimanya bersumber dari sana. Ya sudah, kita dalami barangkali ada keterkaitan, barangkali yang disampaikan memang betul,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, sebenarnya ada dua menteri yang terindikasi juga terlibat kasus suap tersebut. Tak hanya itu, Agus menambahkan, ada pula seorang direktur BUMN yang juga pernah disebut oleh Bowo Sidik Pangarso.
“Ya nanti kita telusuri lagi,” kata Agus.