Indonesia mencatatkan peningkatan kasus positif Covid-19 harian. Peningkatan terjadi secara perlahan mulai dari 1.000 kasus pada awal Juni, kemudian 2.000 kasus di awal Juli, dan meningkat tiga kali lipat hingga saat ini.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sampai Rabu (27/7) jumlah kasus positif harian mencapai angka 6.000 kasus. Peningkatan kasus positif ini turut diikuti peningkatan kasus aktif.
"Per kemarin, kasus aktif telah mencapai angka 46.000, di mana sudah lama kita tidak memiliki kasus aktif sebanyak ini. Tercatatkan bahwa terakhir di bulan April kita memiliki kasus aktif sekitar 46.000, dan sekarang kembali terulang," kata Wiku dalam keterangan pers daring, Kamis (28/7).
Selain itu, kasus kematian juga mulai mengalami kenaikan. Selama tiga hari terakhir, kata Wiku, tercatat selalu diatas 10 kematian per hari.
Menurut Wiku, peningkatan kasus positif, kasus aktif, dan kematian tercermin pada positivity rate mingguan yang saat ini telah berada di atas ambang batas WHO, yaitu 5% selama tiga minggu berturut-turut.
"Per minggu ini, positivity rate mingguan nasional adalah sebesar 6,07%, dengan jumlah orang yang diperiksa juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan awal Juli lalu, yaitu naik 52%," ujarnya.
Wiku mengatakan, jumlah orang yang diperiksa mingguan pada pekan ini mencapai hampir 550.000 orang. Pihaknya mengapresiasi kenaikan jumlah pemeriksaan ini, sebab hal ini dinilai telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan tes Covid-19 ketika mengalami gejala maupun kontak erat.
Menurut Wiku, semakin banyak orang yang diperiksa akan semakin akurat besaran dan sebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
"Angka ini penting untuk ditingkatkan hingga setidaknya satu juta orang diperiksa dalam satu minggu," ujar Wiku.
Wiku menambahkan, meski kasus positif, kasus aktif, dan positivity rate meningkat, angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupation Rate (BOR) cenderung stabil rendah. Adapun angka BOR di 34 provinsi di Indonesia yakni di bawah 15%.
Namun, kata Wiku, angka ini meningkat dibandingkan dengan awal Juli yang masih sebesar 8%. Wiku menyebut, ada enam wilayah di Indonesia yang saat ini mencatatkan BOR tertinggi.
"Bali menjadi provinsi dengan BOR tertinggi, yaitu 14,76%. Disusul DKI Jakarta 12,53%, kemudian Kalimantan Selatan sebesar 11,23%, Banten 9,82%, lalu Jawa Barat 6,15%, dan DIY 5,93%," tuturnya.
Wiku menyebut, persentase BOR yang lebih tinggi dibanding provinsi lainnya ini dapat disebabkan terjadinya kenaikan kasus positif. Empat dari enam provinsi tersebut, ungkap Wiku, menyumbangkan kenaikan kasus tertinggi pada minggu terakhir, yaitu DKI Jakarta 17.000 kasus, Jawa Barat 5.000 kasus, Banten 4.000 kasus, dan Bali 1.000 kasus.
Wiku menambahkan, peningkatan keterisian BOR tidak hanya terjadi di sejumlah provinsi tersebut. Kenaikan juga terjadi di Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran.
"Dalam 1 bulan terakhir, terjadi kenaikan jumlah pasien di RSDC hingga mencapai 1,90%, yakni dari 2,76% menjadi 4,66%," ucap Wiku.
Untuk itu, pihaknya meminta agar seluruh lapisan masyarakat untuk kembali waspada terhadap penularan Covid-19 yang mulai kembali meningkat. Wiku menyebut, peningkatan kewaspadaan dilakukan bukan hanya untuk melindungi diri sendiri namun juga kelompok rentan.
"Tidak lelah saya ingatkan, bahwa meskipun saat ini BOR masih terkendali, namun kita tidak hanya wajib melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain terutama kelompok rentan," ucapnya.