Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), masuk ke dalam kategori kawasan rawan bencana gempa bumi menengah, yang ditunjukkan dengan warna kuning. Ini berdasarkan hasil pemetaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM.
"Area kecil di bagian barat sesar Lembang masuk ke dalam zona kawasan rawan bencana gempa bumi tinggi yang ditunjukkan dengan zona warna merah," kata PVMBG dalam keterangannya, Senin (24/10).
Peta kawasan bencana gempa bumi dibuat berdasarkan tiga parameter, sumber gempa bumi (zona subduksi dan sesar aktif), kondisi geologi lokal (kondisi tanah permukaan dan kedalaman cekungan), dan kegempaan (sejarah dan periode ulang kejadian). Berdasarkan ketiga parameter itu, lalu dibuat simulasi seismik secara probabilistik dalam tempo 500 tahun ke depan.
Pembagian kawasan rawan gempa bumi menggunakan besaran intensitas gempa bumi dalam modified mercally ibantensity (MMI), yang dikonversi dari nilai percepatan gempa bumi. Level kerawanan gempa bumi dalam peta ini bersifat umum dan diharapkan berguna sebagai informasi awal potensi kerusakan akibat lindu yang berpotensi terjadi.
Guncangan di kawasan rawan bencana gempa menengah berskala intensitas VII-VIII MMI. Pun berpeluang terjadi retakan tanah, pelulukan atau likuefaksi, longsoran pada topografi perbukitan, dan pergeseran tanah dalam dimensi kecil pada kawasan itu.
Bangunan dengan desain dan konstruksi yang baik dalam kawasan rawan gempa menengah hanya akan mengalami kerusakan ringan. Kerusakan ringan hingga menengah bakal menerpa bangunan dengan struktur biasa yang dibangun dengan baik.
Adapun bangunan yang dibangun secara tidak baik dengan struktur buruk dapat mengakibatkan kerusakan berat. Guncangan gempa bumi di zona kuning dapat meruntuhkan dinding pagar, cerobong asap, tumpukan barang, dan monumen.
Sementara itu, skala intensitas gempa pada kawasan rawan tinggi lebih dari VIII MMI. Kawasan ini juga berpotensi terjadi retakan tanah, pelukan atau likuefaksi, gerakan tanah pada lereng terjal, dan pergerakan tanah.
Kerusakan cukup besar pada bangunan yang didesain khusus, kerusakan pada bangunan gedung tinggi, fondasi bangunan bergeser, dan kerusakan pada sebagian bangunan kayu yang dibangun dengan baik.
PVMBG pun merekomendasikan pemerintah setempat agar meningkatkan upaya mitigasi secara struktural dan nonstruktural. Tujuannya, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gempa sehingga dapat mengurangi risiko bencana.
Bangunan-bangunan vital yang strategis dan mengundang konsentrasi banyak orang juga disarankan dibangun mengikuti kaidah-kaidah bangunan tahan gempa.