close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Peta Selayar. foto Selayarnesia
icon caption
Peta Selayar. foto Selayarnesia
Nasional
Selasa, 14 Desember 2021 18:45

Sebanyak 230 rumah rusak berat akibat gempa Flores Timur

BMKG sebelumnya merilis peringatan dini tsunami dari gempa bumi M7.4 tersebut, namun saat ini peringatan itu dinyatakan telah berakhir.
swipe

Sebanyak 230 rumah di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, mengalami kerusakan usai terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,4 di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (14/12). Selain itu, satu unit gedung sekolah, dua bangunan tempat ibadah dan satu rumah jabatan kepala desa juga terdampak gempa bumi yang berpusat di 7.95 LS dan 122.24 BT.

Laporan visual yang didapatkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar, kerusakan tersebut terpantau mulai dari bangunan pagar beton, dinding hingga atap rumah warga.

Data yang dihimpung per Selasa, pukul 16.04, gempa bumi M7,4 tersebut dirasakan dan berdampak di tiga provinsi yang meliputi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Buton, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Sabu Raijua, Kota Bau Bau, dan Kabupaten Manggarai Barat.

Kemudian Kota Makassar dan Kabupaten Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan, serta Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya merilis peringatan dini tsunami dari gempa bumi M7.4 tersebut, namun saat ini peringatan itu dinyatakan telah berakhir.

Di samping itu, BMKG mencatat setidaknya sudah terjadi lima kali gempa bumi susulan (aftershock) yang terjadi setelah gempa bumi M 7.4 dengan rincian; M 5.6 pada pukul 10.41 WIB di 7.81 LS dan 122.34 BT, M 5.5 pada pukul 10.47 WIB di 7.55 LS dan 121.75 BT, M 5.0 pada pukul 12.46 WIB di 7.45 LS dan 121.38 BT, M 5.4 pada pukul 15.31 WIB di 7.59 LS dan 122.40 BT dan M 5.2 pada pukul 15.57 WIB di 7.70 LS dan 122.40 BT.

Hingga siaran pers ini diturunkan, seluruh anggota BPBD setempat telah turun ke lapangan untuk kaji cepat dan monitoring dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi M7.4 tersebut.

Sebelumnya, Gempa bumi susulan masih terjadi di NTT. Per Selasa pukul 12.40 WITA, telah tercatat ada 15 aktivitas gempa bumi susulan dengan kecenderungan kekuatan semakin melemah. Kekuatan magnitudo 5,6 adalah gepa susulan tertinggi.

Untuk itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Gempa susulan masih terjadi, sehingga warga diminta untuk mengecek bangunan rumah. Jika ada bangunan rumah yang retak atau rusak akibat gempa bumi, maka perlu menghindarinya terlebih dahulu.

img
Siti Nurjanah
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan