close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jumat (1/7/2022). YouTube/BNPB Indonesia
icon caption
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Jumat (1/7/2022). YouTube/BNPB Indonesia
Nasional
Jumat, 01 Juli 2022 20:19

Wiku: Sebulan terakhir, 99% varian yang dilaporkan dari Indonesia adalah Omicron

Ada kenaikan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.
swipe

Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, tren kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan setelah munculnya subvarian BA.4 dan BA.5.

Selain di Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 juga terjadi secara global. Namun, Wiku menyebut, laporan kasus varian Omicron dari Indonesia terbilang cukup tinggi dalam satu bulan terakhir.

"Berdasarkan data dari GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza), dalam sebulan terakhir sebanyak lebih dari 99% varian yang dilaporkan dari Indonesia adalah varian Omicron, termasuk subvarian baru," kata Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia yang dipantau melalui saluran YouTube BNPB Indonesia, Jumat (1/7).

Selain itu, Wiku menyebut, ada kenaikan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.

“Terjadi tren kenaikan keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet,” ujarnya.

Adapun persebaran varian Omicron ini di Indonesia, kata Wiku, cukup merata. Secara geografis, varian Omicron menyebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Namun, dampak varian Omicron terpantau tidak menimbulkan angka kematian yang tinggi di berbagai negara. Ia mengatakan, ilmuwan berpendapat bahwa hal ini karena adanya kekebalan hibrida atau hybrid immunity yang timbul karena vaksinasi, atau infeksi Covid-19 yang dialami sebelumnya.

"Berkaca dari hal ini, pemerintah berusaha tetap optimal dalam melakukan seluruh upaya pengendalian, yakni melalui vaksinasi maupun implementasi protokol kesehatan," terang Wiku.

Pihaknya menambahkan, dari berbagai riwayat naik turunnya kasus, pemerintah menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal ini perlu diterapkan secara berkelanjutan dengan prinsip tetap siaga, disiplin, dan pantang lalai baik saat kasus Covid-19 naik maupun melandai.

Indonesia tercatat mengalami kenaikan kasus secara signifikan, yakni lebih dari 23.000 kasus dalam satu bulan. Selama dua hari berurut-turut, kasus harian terus berada di atas angka dua ribu kasus.

Kementerian Kesehatan mencatat penambahan kasus Covid-19 pada Jumat (1/7) pukul 12.00 WIB. Total ada penambahan 2.049 kasus positif dan tiga kematian. Sedangkan tingkat kesembuhan per 29 Juni berjumlah 1.921 orang.

Berdasarkan data Kemenkes tersebut, diketahui kalau kasus aktif Covid-19 di Indonesia menjadi 16.915. Terlihat meningkat dari posisi 30 Juni 2022, yang hanya berjumlah 16.790 kasus.

Dari total kasus positif per 1 Juli 2022, penambahan kasus baru paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 1.100 kasus. Disusul Jawa Barat 430 kasus, dan Banten dengan 241 kasus. Kematian terjadi di Jawa Barat, DIY Yogyakarta, Kalimantan Selatan, yang masing-masing berjumlah satu kasus.

Sedangkan kasus kesembuhan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 1.177 kasus, Banten 372 kasus, dan Jawa Barat 168 kasus.

Dengan begitu, maka per 1 Juli 2022, 6.090.509 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 5.916.854 di antaranya sembuh, dan 156.740 meninggal dunia.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan