Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan bantuan logistik berupa bahan makanan, dana, maupun peralatan kerja seperti mesin pompa air. Sebab, bencana alam terjadi di lapangan terbang (lapter) perintis Panggema, kabupaten Yahukimo, provinsi Papua Pegunungan dengan tertimpa material longsor yang terjadi pada 26 September 2023 lalu.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M. Kristi Endah Murni mengatakan, tanah longsor mengakibatkan putusnya akses ke sana sehingga distribusi barang terhambat dan menimbulkan bencana kelaparan. Pihaknya terus berusaha memberikan bantuan melalui konektivitas transportasi udara dan membantu penanganan dampak kelaparan tersebut.
“Kami turut prihatin atas kejadian yang dialami saudara-saudara kita di Kabupaten Yahukimo Papua Pegunungan,” kata Kristi dalam keterangan, Jumat (27/10).
Menurutnya, bantuan tersebut diterbangkan melalui penerbangan berjadwal dari Bandar Udara Sentani. Maskapai yang beroperasi seperti Trigana Air dan Wings Air dipastikan dapat melaksanakan penerbangan tambahan dalam menyalurkan bantuan logistik.
“Bantuan logistik bencana alam dapat disalurkan menggunakan penerbangan berjadwal melalui Jakarta, Makassar, dan 10 kota lain di Pulau Papua ke Bandar Udara Sentani di Jayapura,” ujar Kristi.
Dari Bandar Udara Sentani, bantuan kemudian akan dibawa ke lokasi bencana longsor dan kelaparan dengan dua rute perintis yakni perintis kargo dan perintis penumpang. Rute perintis kargo adalah dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Anggruk dengan frekuensi 11 kali, dan target dapat membawa 700 kg kargo per penerbangan.
Sedangkan untuk rute perintis penumpang terdapat dua rute yakni dari Bandara Nop Goliat Dekai menuju Lapangan Terbang Amuma dengan frekuensi 15 kali, dan target tujuh pax per penerbangan. Rute kedua adalah dari Bandara Nop Geliat Dekai menuju Lapangan Terbang Anggruk dengan frekuensi 11 kali, dan target sembilan pax per penerbangan.
Optimalisasi penyaluran logistik bantuan bencana dilakukan melalui koordinasi dengan Korwil Dekai untuk optimalisasi pelaksanaan penerbangan perintis penumpang dan kargo menuju Anggruk dan Amuma, serta mengkoordinasikan pelaksanaan penerbangan niaga berjadwal yang saat ini telah beroperasi dari Sentani – Dekai dan penerbangan niaga tidak berjadwal lainnya. Selain itu juga dilakukan penambahan penerbangan apabila dibutuhkan sesuai kemampuan armada operator penerbangan.
Ditjen Hubud melalui Bandara Sentani melakukan penyesuaian operating hours (jam operasi bandara) sesuai kebutuhan untuk dukungan mobilitas logistik dan bantuan bencana, dengan tetap memenuhi aspek keamanan dan keselamatan penerbangan.
“Kami juga siap memberikan dukungan terhadap pelaksanaan penerbangan lainnya (militer) untuk pengangkutan logistik bantuan bencana,” tutup Kristi.