Ucapan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, soal "KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) versi Ryano" membuat berang sejumlah organisasi kepemudaan (OKP). Bahkan, Keterangan itu disampaikannya dalam pembukaan Kongres III Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) di Bandung beberapa waktu lalu.
Juru bicara ketua-ketua umum OKP tingkat nasional, Dedy jaya, menyampaikan, pernyataan itu menunjukkan Dito melakukan kesalahan fatal. Pangkalnya, Kemenpora dinilai gagal mengurusi kepemudaan.
"Sulit menerima kesalahan fatal yang dibuat Menpora, Dito Ariotedjo. Dia pejabat negara mustahil tidak tahu kalau DPP KNPI hanya satu, yang dipimpin M. Ryano Satria Pandjaitan. Tidak ada yang lain," ujarnya dalam keterangannya, Rabu (6/9).
Dedy menyampaikan, kepemimpinan Ryano diakui negara dan pemerintah. Ini sesuai Keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kepmenkumham) Nomor AHU-0001273.AH.01.08 Tahun 2022. Oleh karena itu, baginya, sangat tak beralasan jika Menpora menyebut "KNPI versi Ryano" dalam acara Sapma PP dan dihadiri Ryano Pandjaitan.
"Ini sama saja Menpora melakukan penistaan terhadap Keputusan Kementerian Hukum dan HAM," tegasnya.
Kritik senada disampaikan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Penegak Keadilan (GMPPK), Bernard Namang. Ia menyampaikan, "Sapma Pemuda Pancasila salah satu organisasi yang mengikuti Kongres KNPI penyatuan di Jakarta. Itu sebabnya Ketum Ryano diundang Kongres Sapma PP. Menpora jangan 'main api'!"
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam (GPI), Veddrik Nugraha, berpendapat, pernyataan Menpora tersebut sarat masalah. Ia pun meragukan Dito mampu menangani isu kepemudaan dan olahraga dengan baik.
"Kami tidak bisa membayangkan pembinaan dunia kepemudaan dan olahraga bisa maju dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga jika menterinya punya beban masalah yang tidak kecil," ucapnya.
Adapun Ketua Umum PP Perisai, Chandra H, menyerukan Dito mundur sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Hadapi dan selesaikan dulu semua masalah yang dia buat."