Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana muda TNI Harjo Susmoro, mengungkapkan bahwa selain berhasil menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP, tim penyelam juga menemukan potongan tubuh yang diduga milik korban pesawat.
"Dan selama proses pengangkatan (CVR), untuk human remains tetap kita angkat semampu yang kita punya, dan kita dapat sisa-sisa bagian tubuh berbentuk tulang kurang lebih seberat 7 kg," ujar Harjo dalam konferensi pers di Dermaga Jakarta International Container Terminal Office, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (14/1).
Temuan ini, menurut Harjo, akan diserahkan secara simbolis dari Komando Armada (Koarmada) I TNI AL ke perwakilan maskapai Lion Air. Sedangkan identifikasi bagian dari tubuh diduga korban, diserahkan ke pihak berwenang.
"Untuk mendeteksi tulang siapa, nanti akan diserahkan ke pihak yang punya kemampuan mengindentifikasi. Kita hanya mampu mengambil apa yang kita lihat, apabila sudah teridentifikasi, akan diberikan ke pihak keluarga," imbuhnya.
Selanjutnya, menurut Harjo, anggota TNI AL akan bersiap melakukan penyelaman mencari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.
Harjo menambahkan, serpihan lain dinilai tak terlalu penting untuk proses penyidikan. Maka itu, pencarian terhadap serpihan pesawat tidak akan diteruskan.
"Untuk serpihan yang lain, tidak terlalu bermanfaat untuk penyidikan, sehingga tidak diteruskan," ungkapnya.
CVR ditemukan oleh penyelam bernama Serda Ttg Satria Margono sekitar pukul 08.40 WIB. Satria merupakan penyelam dari Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) yang digandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Dengan menggunakan KRI Spica-934, CVR ditemukan pada posisi koordinat 05 48 46,503 S-107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Sebagaimana diketahui, misi pencarian CVR Lion Air dengan KRI Spica, telah berlangsung sejak 8 Januari 2019. Selain mengerahkan alat canggih untuk mendeteksi sinyal CVR, KRI Spica mengerahkan 84 personel yang terdiri dari 55 awak kapal, 3 spesialis Pushidrosal, 18 penyelam dan Satpaska, serta 8 personel KNKT.
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018. Total 189 orang penumpang dan kru pesawat tujuan Pangkal Pinang, dinyatakan hilang atau meninggal dunia atas kejadian nahas tersebut.
KNKT sudah menganalisis data dari FDR black box, dengan sejumlah temuan diungkap dalam hasil investigasi sementara, seperti temuan airspeed indicator Lion Air PK LQP yang rusak dalam empat penerbangan terakhir PK-LQP.
Selain itu, dilaporkan pula pesawat pabrikan Amerika Serikat itu telah mengalami kerusakan pada sensor angle of attack (AOA), yaitu pengukur sudut pesawat terhadap aliran udara. Sensor AOA menunjukkan perbedaan pada saat penerbangan sebelum JT 610, yaitu dari Bali ke Jakarta.