close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Kapolda Papua Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri. Foto: tribratanews.polri.go.id/
icon caption
Kapolda Papua Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri. Foto: tribratanews.polri.go.id/
Nasional
Rabu, 11 Januari 2023 12:28

Polda Papua selidiki penyebab tewasnya warga setelah Enembe dibawa ke Jakarta

Setelah keberangkatan gubernur nonaktif itu, kondisi di Jayapura sempat rusuh.
swipe

Kepolisian Daerah (Polda) Papua menerjunkan Bidang Propam untuk menyelidiki terbunuhnya warga oleh kepolisian ketika pemberangkatan Lukas Enembe menuju Jakarta. Setelah keberangkatan gubernur nonaktif itu, kondisi di Jayapura sempat rusuh.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, tim dari Propam dan Direktorat Kriminal Umum akan mengusut tindakan dari anggotanya tersebut. Mereka melakukan penyelidikan terkait tindakan anggota di Sentani sudah tepat atau belum.

"Tentunya SOP ini akan kiita lihat dan saya minta untuk hari ini dilaporkan. Sehingga kalau memang ada kesalahan prosedur, saya pastikan akan melakukan langkah-langkah penegakan hukum kepada anggota-anggota yang tidak taat kepada SOP yang harusnya dilakukan," kata Fakhiri kepada wartawan, Rabu (11/1).

Fakhiri menyebut, selain satu orang sipil yang tertembak, dan dua orang telah diperiksa oleh Satuan Brimob, ada juga 16 orang lain yang telah diamankan. Belasan orang itu  kini dalam penanganan Polres Jayapura.

Ia menegaskan semua ini tidak lain bentuk pengamanan dan memastikan tidak ada tindakan kriminal dalam kerusuhan kemarin. Masyarakat juga diminta tidak terprovokasi atau memprovokasi dengan berita hoaks.

Menurutnya, lebih baik warga memberikan dukungan secara moral kepada Lukas Enembe daripada harus ribut. Alhasil, kerusuhan itu hanya menganggu warga kota lainnya.

"Bapak Lukas Enembe adalah sosok negarawan yang patuh dan taat pada proses hukum dan kemarin pun beliau bisa kooperatif sehingga bisa dibawa ke Jakarta. Mari kita berikan dukungan moril agar proses ini bisa berjalan sebagaimana beliau harus hadapi," ucapnya.

Ketua Suku Adat Asmat Felix Awom juga angkat bicara terkait gejolak yang terjadi pascapenangkapan Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Felix berharap semua masyarakat Papua, khususnya Suku Asmat, mendukung pemerintah, KPK, dan Polri. Khususnya dalam penegakan hukum kasus korupsi di Papua. 

"Kami dukung penegakan hukum kasus korupsi di Papua. Karena saya pun mendukung,” katanya dalam keterangan, Rabu (11/1).

Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Gubernur Papua Lukas Enembe, pada Selasa (10/1). Ketua KPK Firli Bahuri mengungkapkan, penangkapan dilakukan untuk mengantisipasi politikus Demokrat itu kabur ke luar negeri.

Lukas diduga hendak kabur melalui Bandara Sentani menuju Mamit, Distrik Kembu, Kabupaten Tolikara.

"KPK mendapatkan informasi tersangka LE (Lukas) akan ke Mamit, Tolikara pada Selasa, 10 Januari 2023, melalui Bandara Sentani. Bisa jadi tersangka LE akan meninggalkan Indonesia," kata Firli dalam keterangan tertulis, Selasa (10/1).

Usai menerima informasi tersebut, KPK berkoordinasi dengan aparat penegak hukum di wilayah setempat untuk melakukan upaya penangkapan terhadap Lukas. Penangkapan dilakukan di sebuah rumah makan di wilayah Abepura, Papua.

Lukas kemudian diamankan ke Mako Brimob Papua dan diterbangkan menuju Jakarta melalui Manado, Sulawesi Utara. Lukas diperiksa lebih lanjut oleh penyidik di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.

"Setibanya di Jakarta, Saudara LE (Lukas) dilakukan pemeriksaan kesehatan di RSPAD (Gatot Soebroto) dengan didampingi tim KPK," tutur Firli.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan