close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Freepik
icon caption
Ilustrasi. Freepik
Nasional
Senin, 23 Mei 2022 22:00

Seluruh desa akan teralirkan listrik pada 2030

Pada 2021 masih ada 941 desa yang belum teraliri listrik.
swipe

Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)  memperkirakan seluruh desa di Indonesia akan teraliri listrik pada 2030. Sementara, pada 2021 desa yang teraliri listrik mencapai 98,74% dan pada 2025 akan mencapai 99,72%.

Kepala BPI Kemendes PDTT Ivanovich Agusta mengatakan, berdasarkan data 2018 ada 2.275 desa yang belum teraliri listrik atau nilai elektrifikasi desa 96.96%. Pada 2021 masih ada 941 desa yang belum teraliri listrik atau naik nilai elektrifikasi desa menjadi 98.74%.

"Diperkirakan seluruh desa di indonesia sudah teraliri listrik pada tahun 2030 dengan nilai elektrifikasi desa 100%," kata Ivan dalam webinar BPI Kemendes PDTT, Senin (23/5).

Sejalan program tersebut, Ivan juga mencatat pada 2018 ada 20.489 desa yang telah memiliki jaringan internet di desa. Kemudian, pada 2021 pencapaiannya mencapai 61.926 desa dan tahun ini berada di angka 74.964.

"Jaringan internet di desa mengalami peningkatan yang signifikan dan diproyeksikan internet sudah akan terpenuhi ke seluruh desa pada tahun 2022," ujar Ivan.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memandang pendapatan warga desa diperkirakan terus meningkat hingga mencapai Rp2,4 juta per kapita per bulan pada 2045. Hal itu didasarkan pada proyeksi yang telah disusun dari 2022 sampai 2045. 

Data proyeksi PDTT 2022 sampai 2045 dapat digunakan desa untuk menyusun kebijakan yang dapat menguntungkan dan bermanfaat bagi desa ke depannya.

"Dengan demikian desa nantinya akan berhasil, berguna dan bisa melakukan seluruh kebutuhan perencanaan, pelaksanaan pembangunan sesuai dengan data dan informasi yang sudah ada," ujar Ivan.

Pada kesempatan yang sama, kordinator Penyusunan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa Kemendes PDTT Nurhayadi menjelaskan, jumlah desa pada kurun 2020-2045 diperkirakan hanya bertambah 34 desa. 

"Tekanan moratorium pembuatan desa baru membuat jumlah desa diprediksi hanya meningkat sedikit dari 74.953 pada 2020 menjadi 74.087 pada 2045," katanya. 

Sementara, untuk proyeksi jumlah penduduk perdesaan berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) akan mengalami penurunan sejalan dengan laju urbanisasi desa-kota yang semakin tinggi, di 2030 diperkirakan 107.65 juta jiwa menurun menjadi 86.44 juta jiwa pada 2045. Untuk proyeksi sumber penghasilan utama penduduk desa, Nurhayadi menjelaskan bahwa perekonomian penduduk desa pada 2045 sebagian besar masih bertumpu sektor pertanian sebesar 88,44%. 

Menurut dia, tren penghasilan utama desa tersebut nantinya akan mengalami penurunan sejalan dengan kreativitas ekonomi desa di sektor non pertanian. Sedangkan perekonomian penduduk desa di bidang perdagangan dan industri pengolahan terus bertumbuh sampai 4% dan 5,25% pada 2045. 

Nurhayadi membeberkan, jumlah pendapatan warga desa pada 2013 sebesar Rp505.461 per kapita per bulan. Dalam kurun waktu 8 tahun, jumlahnya meningkat 47,97% menjadi Rp971.445 per kapita per bulan.

“Pendapatan warga desa diperkirakan mengalami peningkatan secara gradual hingga mencapai Rp2.412.901 per kapita per bulan di tahun 2045," ucapnya. 

Sementara, untuk proyeksi tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan ketimpangan di desa, presentasi TPT di pedesaan pada 2022 sebesar 4,71% dan memiliki tren penurunan sampai 2045 dengan nilai proyeksi sebesar 2,34%. Nilai indeks gini di pedesaan juga memiliki tren penurunan dari 0,315 di 2021 menjadi 0,295 di 2045.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan