close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pemain aplikasi Binomo. Alinea.id/Debbie Alyuwandira
icon caption
Ilustrasi pemain aplikasi Binomo. Alinea.id/Debbie Alyuwandira
Nasional
Selasa, 22 Maret 2022 16:01

Sengsara mereka yang keblinger opsi biner Binomo cs

"Saat aku kena Covid-19, aku sudah pasrah. Ya, sudah mati aja deh kalau mau mati."
swipe

Monica Christy Muaya tak menyangka keputusannya untuk jadi trader opsi biner (binary option) di platform Binomo bakal membawanya ke titik nadir. Karena terus merugi saat aktif "berinvestasi" di Binomo, semua aset berharga milik perempuan asal Manado, Sulawesi Utara itu ludes.

Untuk menutupi utang yang terus menumpuk, Monica bahkan harus merelakan toko produk-produk kecantikan yang ia miliki. Satu per satu perkakas di toko itu ia lego. Belakangan, gawai, komputer jinjing, dan mobil pribadinya juga turut dikorbankan untuk membayar utang.

“Sekarang aku baru ngerasa aku bego banget sih. Aku merelakan usaha (toko produk kecantikan) yang sudah aku bangun susah payah demi uangnya aku pakai (trading) di Binomo,” kata Monica berbincang dengan Alinea.id, Jumat (18/3).

Monica kali pertama mengenal Binomo dari koleganya pada Mei 2021. Saat itu, ia langsung meminta diajarkan kiat-kiat berinvestasi di Binomo. Monica "menyaksikan" bagaimana sang kolega bisa membalikkan kerugian menjadi untung dalam waktu singkat. "Jadi, aku tertantanglah," ucapnya.

Selain dari koleganya, Monica juga mulai belajar mengenai seluk-beluk trading opsi biner secara mandiri. Segala konten berbau Binomo yang tersebar di jagat maya ia simak. Di Youtube, Monica rutin mendengar tips-tips para afiliator Binomo, semisal Doni Sasake, Erwin Laisuman, hingga Indra Kesuma atau Indra Kenz. 

Secara sederhana, para afiliator ialah orang-orang yang bertugas mempromosikan bisnis digital di internet dengan menggunakan media sosial dan link-link tertentu. Mereka juga mengiming-imingi para calon investor dengan keuntungan bombastis saat trading

Adapun perdagangan opsi biner ialah perdagangan berbasis "ramalan". Dalam hal ini, pemain atau trader didesain untuk memprediksi naik-turunnya saham sebuah perusahan dalam kurun waktu tertentu. Jika tebakan benar, maka broker bakal membayarkan keuntungan trader sesuai nilai yang disepakati sebelumnya. Jika salah, semua duit yang dialokasikan untuk "investasi" itu ludes. 

Ketika merasa sudah cukup paham dengan mekanisme trading opsi biner, Monica mendaftarkan diri menjadi trader melalui salah satu link referral di media sosial Indra Kenz. Namun, Monica apes. Mayoritas tebakannya salah. Dalam kurun waktu tiga bulan saja, ia sudah merugi hingga puluhan juta rupiah. 

“Aku dulu kan suka banget bikin stories (cerita harian) di Instagram. Nah, kemarin aku lihat arsip stories. Bulan Agustus (2021) saja, ternyata aku sudah habis Rp80 juta," ujar Monica. 

Duit modal trading itu, kata Monica, diperoleh dari menjual aset, mencairkan investasi koin kripto, dan pinjaman dari aplikasi online serta kolega. "Di situ, aku sudah utang di Kredivo, di Shopee, utang sama teman," kata dia. 

Tak punya harta lagi untuk dijual, Monica stres berat kala itu. Ia bahkan sempat kepikiran untuk mengakhiri hidup. “Saat aku kena Covid-19, aku sudah pasrah. Ya, sudah mati aja deh kalau mau mati,” kata Monica.

Ilustrasi jual beli saham. /Foto Antara

Terpaksa jadi afiliator 

Di tengah kegelisahan, Binpartner, penyedia layanan Binomo, mengirimkan sebuah pesan kepada Monica. Ketika itu, Binpartner mengajak Monica untuk jadi afiliator Binomo karena tertarik melihat konten-konten YouTube Monica yang banyak ditonton netizen. 

“Saat itu aku pikir, affiliator itu seperti guru. Kalau mau jadi guru, aku masih loss terus. Jadi aku balas, 'Maaf, ya, Kak. Untuk saat ini belum bisa'," tutur Monica.

Sebulan berselang, Monica akhirnya menerima pinangan Binpartner. Ia memutuskan menjadi afiliator dengan harapan bisa mendapat duit tambahan untuk membayar utang-utangnya yang terus menggunung. Apalagi, akun Binomo Monica terus merugi. 

Ketika itu, Monica sudah menyambi bekerja sebagai sopir taksi online dan memasarkan kamar kosan. "Kali saja (menjadi mitra) ini bisa jadi jalan keluar," ujar Monica.

Menurut Monica, Binpartner menetapkan sejumlah persyaratan yang janggal untuk para afiliator. Ketika itu, afiliator, misalnya, tidak diperkenankan untuk menggunakan jaringan dan perangkat yang sama saat trading di Binomo. 

Pada tahap awal, Monica juga diberi target untuk mencari lima orang klien FTD (first time deposit). FTD adalah istilah bagi pemain anyar yang direkrut afiliator. Setiap bulan, target itu terus dikatrol oleh pihak Binpartner. Target itu harus dipenuhi jika afiliator ingin bonus kinerjanya cair.

Kejanggalan lainnya, lanjut Monica, ialah soal pembagian komisi bagi afiliator. Sebagaimana ditetapkan Binpartner, mitra afiliator akan mendapat imbalan sebesar 70% dari setiap FTD yang mengalami kerugian. Sisanya untuk Binomo. Namun, komisi sebesar itu tak pernah dirasakan Monica.

“Aku pernah coba di handphone pacar aku. Kebetulan dia aku daftarin menjadi FTD. Aku coba deposit Rp1 juta dan loss (kalah). Terus aku coba cek. Bener enggak dapat 70% dari Rp1 juta? Ternyata enggak. Masuknya itu tiga ratus ribuan kalau enggak salah. Pokoknya, enggak sampai 70%,” ucapnya.

Eks afiliator Binomo lainnya, Ibnu Maryanto--bukan nama sebenarnya--mengungkapkan kejanggalan serupa. Menurut dia, persyaratan untuk menjadi afiliasi kelas teri amat memberatkan. Salah satunya ialah ketentuan jumlah FTD yang harus aktif jadi pengguna Binomo sebagai syarat menarik bonus afiliator.

“Syaratnya, harus ada 14 FTD aktif untuk bisa narik uang. Ya, susah juga kan? Kalau bagi saya, nyari trade kan enggak mudah,” kata Ibnu saat dihubungi Alinea.id, Kamis (17/3).

Ibnu menjadi mitra Binomo pada Desember 2021. Itu pun hanya sepekan. Ia memutuskan "cabut" lantaran hanya mampu menggaet satu trader sebagai pengikut dia. 
 
"Dia trading, terus loss. Saya hanya dapat 24$ atau sekitar Rp300 ribu ya. Habis itu enggak pernah dipakai lagi,” ucapnya.

Selain jadi afiliator, Ibu juga pernah merasakan menjadi trader Binomo pada akhir tahun lalu. Ia merugi hingga Rp5 juta. “Nyesel sih kalau trading di binary option karena kan uangnya kan hasil nabung,” ucapnya.

Ibnu merasa jual beli opsi biner tak masuk akal. Pasalnya, tidak ada analisis pasti yang bisa digunakan untuk menebak naik turunnya saham suatu perusahaan. 

Ilustrasi iklan investasi bodong di media sosial. Alinea.id/Dwi Setiawan

Minim literasi

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut fenomena Binomo mengindikasikan masih minimnya literasi keuangan masyarakat. Publik, kata dia, cenderung mudah terpikat glamornya kehidupan para afiliator besar yang meng-endorse Binomo yang mereka tampilkan di media sosial. 

"Masyarakat tidak bisa memilih sumber edukasi baik dan benar dalam hal investasi. Padahal, semua (investasi) ada risikonya. Bahkan, risiko dari binary option banyak sekali dan pasti rugi. Influencer atau afiliator ini sengaja menyembunyikan hal tersebut," ujar Huda kepada Alinea.id, Jumat (18/3).

Hingga kini, sebanyak 246 orang mengaku menjadi korban Binomo melaporkan aplikasi itu ke Direktorat Tindak Pidana Khusus (Tipideksus) Bareskrim Polri. Kerugian para korban ditaksir sekitar Rp4 miliar. 

Menuru Huda, ada sejumlah faktor yang menyebabkan Binomo bisa menipu hingga ratusan orang. Pertama, situasi perekonomian saat pandemi yang menyebabkan orang-orang tergiur dengan cara-cara instan untuk mendapatkan uang. 

Kedua, lemahnya pengawasan aparat penegak hukum terhadap praktik-praktik investasi bodong di jagat maya. Ia mencontohkan iklan Binomo yang hingga kini masih marak muncul di YouTube dan sejumlah media sosial lainnya. 

"Pemerintah kan punya kekuatan untuk bisa negosiasi dengan Google dan penyedia YouTube untuk tidak menampilkan iklan-iklan penipuan investasi online," ucap Huda.

Lebih jauh, Huda mengatakan, sebenarnya tidak sulit untuk mengendus investasi bodong. Yang pertama harus dilihat ialah ada atau tidaknya suatu jenis investasi dalam daftar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Kedua, ketika ada investasi yang menawarkan return (imbal balik) minimal sampai 20%. Itu saya rasa sudah patut diduga scam (penipuan) atau fraud. Apalagi, sampai di atas 70-80%. Soalnya patokannya adalah deposito, obligasi, dan lainnya. Jangan lupa pertumbuhan IHSG itu enggak sampai 15% per tahun," tutur dia. 

Infografik Alinea.id/Debbie Alyuwandira

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing, mengklaim SWI rutin memblokir aplikasi dan situs investasi ilegal sejak 2019. Sepanjang 2020, misalnya, SWI telah memblokir 1.191 domain situs investasi yang tidak memiliki izin usaha. Hingga pertengahan 2021, SWI juga telah memutus akses109 situs perdagangan berjangka komoditas (PBK) ilegal dan 622 situs investasi ilegal.

“Namun demikian, kemajuan teknologi digital saat ini sangat memudahkan orang untuk membuat situs web, aplikasi, atau media sosial. Bahkan, ada banyak influencer (terlibat). Ya, ini memang sangat kompleks masalahnya,” ucap Tongam saat dihubungi Alinea.id, Jumat (18/3).

Bekerja sama dengan Bappebti, Tongam menyatakan SWI bakal terus memburu terus memberantas situs penyedia jasa investasi ilegal. Berbarengan dengan itu, SWI juga bakal terus mengedukasi masyarakat agar tidak terjerembab ke dalam praktik-praktik investasi bodong.

"Memang sangat menyulitkan kita untuk memberantas seluruh secara bersamaan. Jadi, kita ingin mendidik masyarakat kita. Jangan melakukan kegiatan kalau enggak ngerti apa-apa. Supaya risikonya tidak membuat mereka tersiksa. Yang penting mereka harus sadar risikonya," ujar Tongam. 
 

img
Achmad Al Fiqri
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan