Setahun Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, PDI Perjuangan menganggap program OK OCE gagal total.
Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta mengeluarkan enam catatan berisikan program-program unggulan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang dinilai tak berhasil direalisasikan dalam tenggat satu tahun masa kepemimpinan.
Masing-masing dari program tersebut yakni, OK OCE, OK OTrip yang kini berganti nama menjadi Jak Lingko, DP 0 Rupiah, Naturalisasi Sungai, Pengoperasian Becak dan Menurunya Kinerja Pelayanan Publik.
Di antara program-program tersebut, Fraksi PDIP paling keras mengkritisi OK OCE sebagai program penciptaan lapangan pekerjaan. Partai berlambang banteng itu menilai program tersebut gagal total karena hanya berhasil mencetak 1.811 wirausaha yang dilengkapi dengan Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK).
Meski berdasarkan website resmi OK OCE per Oktober ini, ada sebanyak 54.564 orang yang resmi mendaftar menjadi peserta OK OCE.
"Tapi kenyataannya baru 1.811 yang mengantongin izin usaha atau sekitar 3,31% dalam satu tahun. Ini telampau jauh dari sasaran awal," ujar Gembong Warsono, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Senin (15/10).
Sejak awal diluncurkan, Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno ketika itu menargetkan sebanyak 200.000 pengusaha baru dapat dilahirkan OK OCE, dengan 44 pos pengembangan kewirausahaan di setiap kecamatan. Dalam waktu lima tahun angka 200.000 wirausaha tersebut diharapkan dapat dicetak dengan proyeksi penambahan 40.000 per tahunnya.
Selain itu, Gembong menilai, janji Anies-Sandi yang tak berhasil tercapai juga terjadi pada target 20 Gerai Tani OK OCE di enam wilayah DKI sepanjang tahun 2018 sampai saat ini baru mendirikan dua Gerai Tani OK OCE di dua wilayah, yaitu di Ragunan, Jakarta Selatan (diresmikan pada 20 Juli 2018) dan Klender, Jakarta Timur (diresmikan 7 Agustus 2018).
"Sekali lagi, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (saat masih menjadi Wakil Gubernur) sangat tidak mampu memenuhi janjinya untuk memberikan akses pangan dengan harga murah melalui pendirian 20 Gerai Tani OK OCE," terangnya.
Begitu juga dengan janji program OK OCE Mart, dari rencana 44 OK OCE Mart pada tahun pertamanya, yang sudah berdiri barulah sekitar tujuh lokasi yang berada di Cikajang, Muara Angke, Kalibata, Jalan Benyamin Sueb, Rawamangun, Penjaringan, dan Kembangan. Bahkan, ada satu OK OCE Mart yang telah ditutup karena tidak sanggup membayar sewa.
Belum lagi program-program pelatihan, penyediaan modal cepat, dan penyediaan pasar pembeli yang terkesan tidak berjalan dan asal ada.
Gembong mengungkapkan ada pengaduan dari salah satu warga Kelurahan Kayumanis, Jakarta Timur misalnya, yang menganggap bahwa setelah pelatihan berlangsung diwadahi WhatsApp Group untuk menjaga komunikasi. Tetapi tidak ada tindak lanjut realisasinya sama sekali, bahkan dalam wadah komunikasi tersebut lebih banyak konten politiknya.
"Terbukti, program OK OCE Gubernur Anies Baswedan gagal total mencapai targetnya," tandasnya.