close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan Stadion BMW, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/10)./AntaraFoto
icon caption
Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan Stadion BMW, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/10)./AntaraFoto
Nasional
Senin, 19 November 2018 17:56

Siapa yang pantas bangun Stadion BMW?

Persetujuan mengenai siapa pihak yang layak melaksanakan pembangunan stadion BMW masih menyisakan perdebatan
swipe

Kepastian pembangunan stadion di atas lahan taman Bersih, Manusiawi, Wibawa (BMW), Sunter, Jakarta Utara belum menemui titik terang. Persetujuan mengenai siapa pihak yang layak melaksanakan pembangunan masih menyisakan perdebatan antara DPRD dan Pemprov DKI.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai perusahaan pelat merah yang ditunjuk Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk melaksanakan pembangunan terlalu rumit untuk dibebani penugasan. Terlebih, Jakpro sejauh ini dianggap DPRD tidak kooperatif melaporkan analisis investasinya.

Alhasil, penyertaan modal daerah (PMD) yang diusulkan Jakpro pada Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD 2019 sebesar Rp1,5 triliun untuk pembangunan stadion BMW tertahan di meja Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI. Prasetio yang juga menjabat sebagai Ketua Banggar pun menyatakan tidak akan menyetujui usulan PMD tersebut.

"Bagaimana mau kita berikan PMD lagi kalau yang sudah diberikan saja diendapkan Jakpro sampai Rp650 miliar. Uangnya sudah direalokasi lagi untuk kegiatan lain tanpa sepengetahuan Banggar," ujarnya kepada Alinea.id, Senin (19/11).

Saat rapat Banggar, sambung Pras sapaan karibnya, Jakpro juga mengaku kesulitan mengembalikan uang sebesar Rp650 miliar tersebut. Padahal seluruh forum Banggar telah menyetujui agar anggaran tersebut kembali dimasukkan ke kas daerah.

"Sampai hari ini mereka kesulitan mengembalikan ke kas DKI, memangnya mereka kembalikan ke kantong saya, kan enggak. Sekarang pemerintah kasih modal untuk mereka, lalu feedback-nya apa, seperti apa analisis investasinya, apa saja yang sudah dibuat mana," ungkapnya.

Itulah sebabnya Pras menyarankan agar Jakpro menyimpan keinginannya membangun stadion BMW. Ia mengaku lebih setuju Jakpro fokus pada pembangunan Light Raiil Transit (LRT) fase II rute Rawamangun-Tanah Abang.

"Dalam posisi ini saya bukan menghambat. Saya tetap ingin stadion BMW ada, tapi dibangun Dinas Pemuda Olahraga yang sudah punya grand desainnya lebih lama, bukan di Jakpro," terang politikus PDIP itu.

Gubernur Anies Baswedan punya pandangan berbeda dengan Prasetio soal siapa yang pantas melaksanakan pembangunan. Menurutnya, pembangunan infrastruktur seperti stadion tidak tepat dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengingat lemahnya perawatan dan pengawasan yang terjadi di banyak Gelanggang Olahraga (GOR) di Ibukota. 

Sementara Jakpro dicontohkan Anies sebagai BUMD yang sukses membuktikan kualitasnya dengan membangun Velodrome dan pacuan kuda untuk cabang Equestrian pada perhelatan Asian Games beberapa waktu lalu.

"Diserahkan kepada BUMD agar mereka bisa membangun dengan standar tinggi dann pengelolaannya bussiness to bussiness. Dengan mekanisme pengelolaan itu membuat ini bisa maju dan berkembang," ungkapnya.

Agar PMD Jakpro sebesar Rp1,5 triliun untuk pembangunan stadion BMW dapat disetujui Banggar, Anies mengaku akan berkomunikasi dengan menemui langsung Prasetio. "Ya nanti kami obrolkan. Kami komunikasikan," tandasnya.

img
Akbar Persada
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan