Pemerintah akan menyelenggarakan sidang isbat penetapan awal Ramadan 1441 H/2020 secara teleconference, Kamis 23 April 2020. Ini dilakukan, untuk menghidari penyebaran coronavirus atau Covid-19 dan menghindari kerumunan.
Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengungkapkan, sidang isbat Ramadan 1411 H/2020 akan digelar dengan skema berbeda. Mengingat, situasi darurat bencana nonalam akibat Covid-19 di Indonesia.
Kemenag, kata dia, akan menggelar sidang isbat dengan memanfaatkan sarana teleconference. "Seiring kebijakan physical distancing dan sesuai protokol kesehatan, kami menghindari ada kerumunan. Media tidak perlu hadir di Kemenag," kata Kamaruddin di Jakarta, Selasa (14/04).
Proses sidang isbat, kata dia, bisa disaksikan masyarakat lewat live streaming website dan media sosial Kemenag. Menurut Kamaruddin, sidang isbat akan dibagi dalam tiga sesi. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1441 H oleh anggota tim Falakiyah Kemenag Cecep Nurwendaya.
"Akan dibuka dialog. Masyarakat dan media bisa mengikuti melalui room meeting online yang nanti akan dibagikan. Tentu, kuota juga terbatas," ucapnya,
Setelah Magrib, kata dia, sidang isbat akan digelar secara tertutup. Sidang ini, hanya akan dihadiri secara luring oleh perwakilan MUI, DPR, Menteri Agama Fachrul Razi, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, serta Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin.
Sidang akan dimulai, dengan pembacaan laporan oleh Direktur Urusan Agama Islam terkait hasil rukyatul hilal dari seluruh Indonesia. Di sisi lain, para tokoh organisasi masyarakat yang diundang dapat mengikuti dan berdialog dalam proses sidang isbat ini lewat meeting room online khusus.
Hasil sidang isbat, kata dia, akan diumumkan secara terbuka oleh Menteri Agama Fachrul Razi lewat telekonferensi pers. Sehingga media tidak perlu hadir di Kemenag. "Setelah mendengar laporan dan masukan dari ormas, Menag akan menetapkan awal Ramadan 1441H," tandas dia.