Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono menyebut, wajah penyiram air keras ke Novel Baswedan bisa jadi berbeda dengan sketsa pelaku yang telah dipublikasikan.
Ia beralasan, saksi yang hanya sekilas melihat ketika insiden penyiraman air keras terjadi, kemungkinan kurang akurat.
“Kalau saksi satu orang itu melihat sekali saja, ya seperti itu gambarannya. Nanti kita lihat seperti apa. Makanya banyak orang berpersepsi, makanya harus dengan fakta. Kita tunggu fakta dari kepolisian seperti apa,” ujar Argo di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Sebelumnya, pada Jumat (24/11/2017), Polda Metro Jaya menerbitkan sketsa wajah dua pelaku penyiraman air keras ke Novel Baswedan. Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen Idham Azis mengklaim, kecocokan sketsa wajah pelaku mencapai 90%.
Sementara itu, Kapolri Idham Azis mengatakan, saat ini dua tersangka penyerangan terhadap Novel Baswedan, berinisial RB dan RN masih dalam proses penyidikan tim teknis gabungan Bareskrim maupun Polda Metro Jaya.
Ia mengaku telah memerintahkan Kabareskrim bersama Kapolda Metro Jaya membeberkan proses hukum secara transparan.
“Saya sudah bilang tadi, di satu sisi saya mengapresiasi di sisi lain juga sebagai pimpinan Polri prihatin terhadap kejadian ini. Namun, tetap harus dilakukan proses penyidikan,” tutur Idham.
Dua tersangka ditangkap pada Kamis (26/12) malam di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Hari ini, dua tersangka tersebut dipindahkan dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Mabes Polri. Keduanya merupakan anggota polisi aktif.
Dari pantauan reporter Alinea.id, dua tersangka tersebut tiba di Bareskrim Mabes Polri pada pukul 14.30 WIB. Mereka dibawa dengan tiga mobil bercat hitam pekat dan dikawal sejumlah polisi.
Keduanya mengenakan baju tahanan oranye, dengan borgol melingkar di tangannya. Saat ditanya wartawan, dua tersangka penyiraman air keras tersebut memilih bungkam.