close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengamat menilai pasangan Jokowi Ma'ruf Amin menampilkan narasi positif membalas ujaran kebencian./Facebook.
icon caption
Pengamat menilai pasangan Jokowi Ma'ruf Amin menampilkan narasi positif membalas ujaran kebencian./Facebook.
Nasional
Sabtu, 01 Desember 2018 08:09

Soal Habib Smith, balas dengan narasi pembangunan

Menanggapi serangan ujaran kebencian kepada pasangan Jokowi, sebaiknya dibalas dengan wacana positif pembangunan.
swipe

Pekan ini, Habib Bahar bin Smith menjadi perhatian sejumlah kalangan. Ucapannya merendahkan Presiden Joko Widodo dinilai tidak pantas keluar dari seorang tokoh agama. 

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Profesor Syukron Kamil menilai ucapan Habib Smith adalah tindakan yang tidak elok. Kata Syukron tidak pantas seorang tokoh agama menjelekkan seseorang.

"Harusnya dalam dakwah itu harus dengan nasihat yang baik, kalaupun ingin berdebat berdebat lah dengan cara-cara yang baik. Saya kira apa yang dilakukan Habib Bahar bin Smith bukan cara yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dulu waktu dia berdakwah," kata Syukron. 

Ia juga menyebut cara berdakwah Habib Smith tidak mendidik, terutama bagi umat Islam. Bahkan yang disampaikan Habib Smith tidak lain adalah sebuah uangkapan kebencian untuk Presiden Joko Widodo dan bukan dalam konteks mengkritik. 

"Kalau yang dimaksud Habib Smith adalah soal keberanian bangsa kita saat membangun negara ini. Maka, tidak dibangun oleh yang orang yang berbadan tegap," ungkap Syukron.

Meski begitu, Syukron mengingatkan agar pasangan pendukung Joko Widodo Ma'ruf Amin tidak perlu responsif menyikapi pernyataan Habib Smith dengan mempolisikannya. Saran Syukron, lebih baik dibalas dengan membangun wacana-wacana positif atas apa telah dilakukannya selama memimpin, dari pada mengurusi pernyataan yang kurang produktif.

Pernyataan positif dari pasangan Joko Widodo Ma'ruf Amin dapat menangkis sejumlah pernyataan dengan hal yang lebih rasional. Sebab kelebihan dari Jokowi adalah ada pada pencapaian kerjanya selama memimpin.

"Jangan dibalas dengan sontoloyo dan gondoruwo, sebab hal itu tak menarik bagi pemilih rasional," pungkasnya.

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan