close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Jokowi meresmikan Sodetan Kali Ciliwung yang dipantau secara online, Senin (31/7/2023). Foto YouTube Sekretariat Presiden.
icon caption
Presiden Jokowi meresmikan Sodetan Kali Ciliwung yang dipantau secara online, Senin (31/7/2023). Foto YouTube Sekretariat Presiden.
Nasional
Senin, 31 Juli 2023 09:19

Sodetan Sungai Ciliwung selesai, Jokowi: Tak cukup selesaikan masalah banjir

Sodetan Kali Ciliwung merupakan terowongan sepanjang 1,26 kilometer yang dapat mengalirkan sebagian debit Sungai Ciliwung ke KBT.
swipe

Penanganan banjir di DKI Jakarta harus dilakukan dari hulu sampai hilir. Sebagai langkah awal mencegah berlimpahnya air ke Jakarta, pemerintah telah mengupayakan pencegah di waduk Ciawi dan Sukamahi.

"Tetapikan (airnya) masih ada yang terus. Makanaya di sini (Jakarta), ada normalisasi Sungai Ciliwung kemudian Banjir Kanal Timur dan sodetan Sungai Ciliwung. Plus, penanganan pompa-pompa air," jelas Presiden Jokowi, seusai peresmian Sodetan Kali Ciliwung yang dipantau secara online, Senin (31/7).

Kendati begitu, upaya yang telah dilakukan tersebut ternyata tidak cukup untuk mencegah berulangnya banjir di Jakarta. Pasalnya, langkah strategis itu baru bisa mengurangi banjir sebesar 62%. Padahal, hal itu sudah dikerjakan sejak 11 tahun lalu dengan menghabiskan anggaran Rp1,15 triliun.

Makanya, normalisasi Sungai Ciliwung dianggapnya sebagai hal yang mendesak untuk diselesaikan. Di mana pada saat ini, dari 33 kilometer yang harus dinormalisasi, baru selesai 16 kilometer. Jadi masih menyisakan 17 kilometer lagi.

"Saya minta agar Menteri PU dan Gubernur DKI Jakarta menyelesaikan ini. Termasuk penanganan di 12 sungai yang mengalir melintasi DKI Jakarta juga harus dinormalisasi. Ini pekerjaan jangka panjang. Belum urusan menangani rob dari arah laut," papar dia.

Untuk diketahui, seperti dilansir dari bbc.com, sodetan Kali Ciliwung merupakan terowongan sepanjang 1,26 kilometer yang dapat mengalirkan sebagian debit Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.

Kanal Banjir Timur sendiri merupakan kanal pencegahan banjir dengan daerah tangkapan air seluas 20.125 hektare yang dibangun sejak 2003 untuk menampung aliran dari lima sungai di Jakarta yakni Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung.

Pada 2011, limpasan air dari aliran Sungai Ciliwung yang kerap memicu banjir membuat pemerintah berencana menyambungkan sungai ini dengan Kanal Banjir Timur.

Konstruksi sodetan Ciliwung berupa dua jalur pipa dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Sodetan ini dapat mengurangi debit Sungai Ciliwung hingga 60 meter kubik per detik pada saat status siaga 1.

Sementara debit air yang ditampung Sungai Ciliwung saat ini bisa mencapai 508 kubik per detik.

 

 

juga dicegat airnya itu di waaduk ciawi dan sukamaju. tetapikan masih ada yg terus. d sini, ada normalisasi sungai ciliwung, kemudian banjir kanal timur, kemudian sodetan sungai ciliwung, plus penanganan pompa2 baik di sunai di sentiong dan sungai di ancol. jadi 13 sungai yg ada di di dki jakarta. itupun baru mengurangi banjir 62%. sudah dikerjakan kira2 11 taun yg lalu. menghabiskan biaya 1,150 trilin  sepanjang 1,2 kilometer, 2 terowongan dan bisa kurangi di 6 kelurahan. tapi masih 38% yg harus dikerjakan. normalisasi kali ciliwung harus sgera rampung dari 33 kilomeeter baru elesai 16. jadi masih 17 kilometer. saya inta meneri pu dan gubernur selesaikan ini. termasuk peanganan di 12 sungai yg mengalir melintasi dki jakarta juga harus di normalisasi. ini pekerjaan jangka panjang. belum urusan menangani rob dari arah laut. 

pengrjaan ini sgt tergantung dari pembeaasan lahan. hingg saat itu pengeboran tertehenti karena pembebasan tananya dan sudah diselesaikan oleh pemprov dki. sekarng rampung. 

itu masalah koordinasi yg harus dilakukan. semua instransi sesuai dengan kewenangan masing-masing sesuai aturan. semuana akan di evaluasi karena kita tiak mau lagi ditempat yg penting terjadi kpenyelewngan. terjadi korupsi. 

kelaparan di papua tengah. say sudah perintahkan kepada menko pmk, menteri sosial, bnpb dan juga pemda untuk segera menangani scepat-cepatnya. tapi problemnya itu di daerah spesifik kalau di musim salju , itu yg namanya tanaman tidak ada yg tumbuh. di ketinggian yg sangat tinggi distrik itu. kedua, bantuan untk makanan juga problem di urusan keamanan. pesawat tidak erani turun. sehingga problem lagi. jadi tadi saya minta juga agr tni membantu dan mengawal di sana problemnya emang seperti itu. 

--------

saya 

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan