close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi belajar di rumah / Pixabay
icon caption
Ilustrasi belajar di rumah / Pixabay
Nasional
Sabtu, 18 April 2020 17:14

Solusi orang tua yang pusing dengan pembelajaran daring

Penggiat pendidikan Najelaa Shihab mengakui bahwa memang tidak ada yang siap dengan pola pendidikan baru.
swipe

Dunia pendidikan tak terhindar dari dampak pandemik Covid-19, menuntut guru, siswa, dan orang tua menjalani pola mengajar dan belajar baru.

Menyusul kebijakan physical distancing yang diterapkan pemerintah, kegiatan pendidikan di sekolah pun ditiadakan. Sebagai gantinya adalah penerapan home learning atau belajar di rumah.

Dalam praktiknya, pola pendidikan baru tersebut mengundang banyak keluhan dari para orang tua siswa. Mereka merasa kewalahan, bahkan tak jarang bingung dengan mekanisme yang diterapkan sekolah.

Penggiat pendidikan Najelaa Shihab mengakui bahwa memang tidak ada yang siap dengan pola pendidikan baru.

"Banyak banget curhatan karena memang proses adaptasi dan transisi kita kan berjalan dengan sangat cepat. Kalau ditanya ada yang siap atau enggak, jawabannya enggak ada yang siap sesungguhnya untuk tiba-tiba proses belajar di rumah, proses bekerja di rumah," ujar Najeela dalam diskusi daring bertajuk 'Sharing Solusi Life Hacks' yang diinisiasi oleh V&V Comm pada Sabtu (18/6).

Najeela memaklumi fenomena tersebut mengingat setiap individu pasti memiliki proses adaptasi dengan perubahan rutinitas. Selain harus terus berada di rumah, peran orang tua saat ini bertambah sebagai pengawas aktivitas belajar anak.

"Bagi yang curhat seperti ini saya selalu bilang bahwa enggak mungkin mengasumsikan sekolah itu bisa berjalan 100% di rumah. Strukturnya saja sudah beda, jadwalnya sudah beda, dan guru bagaimanapun enggak bisa 100% digantikan oleh orang tua. Karena itu profesi yang butuh persiapan keterampilan pedagogik dan sebagainya," kata Najeela.

Bagi Najeela, solusi paling efektif adalah membuat kesepakatan terkait rutinitas baru. Orang tua yang memiliki atasan di kantor, misalnya, sebaiknya menginformasikan tanggung jawab tambahan yang diembannya saat ini.

Kesepakatan juga harus tercapai dengan guru. Jika orang tua memiliki tantangan karena punya tiga anak yang harus menjalani home learning, maka guru dan orang tua wajib mencari solusi agar pembelajaran anak tetap efektif.

"Curhatan lain itu biasanya berkaitan dengan teknologi. Jadi, yang biasanya anaknya dilarang main gadget, sekarang mau enggak mau berjam-jam sehari berjibaku dengan gadget saja," ungkap pendiri Keluarga Kita tersebut.

Menurut Najeela, sebelum menghakimi anak, orang tua perlu memiliki kesadaran lebih dulu terkait ketegasan dalam membatasi penggunaan teknologi. Dia menyarankan orang tua membuat jadwal aktivitas anak.

"Jadi sekali lagi, teknologi memang menjadi bagian yang penting untuk proses belajar di rumah. Tapi jangan sampai teknologi menguasai hidup kita 24 jam sehari. Kesepakatan-kesepakatan diperlukan, dan tentunya juga pilihan aktivitas lain yang menyenangkan di dalam keluarga," kata Najeela.

Salah satu orang tua yang merasakan tantangan home learning adalah pesohor Meisya Siregar. Dalam kesempatan yang sama, istri musikus Bebi Romeo itu mengaku hampir frustasi pada awal-awal penerapan pola pendidikan baru.

"Kita masih tidak siap, shock, kaget, kelabakan," kata Meisya.

Seiring berjalannya waktu, Meisya mengaku mulai beradaptasi dengan situasi. Ditambah ada kesadaran dari pihak sekolah mengenai efektivitas dan beban belajar dari rumah.

Hal yang paling menjadi beban bagi orang tua, menurut Meisya, ketika sekolah memberi tugas menumpuk. Ditambah dengan pembagian tugas dan deadline yang sangat cepat, bahkan kadang mendadak.

"Semoga ke depan semakin baik. Buatku yang paling penting sistemnya, supaya anak-anak merasa sekolah tetap bisa berjalan, proses belajar mengajar bisa berjalan, tapi PR-nya enggak bikin stressful," ujar dia.

img
Fadli Mubarok
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan