Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), melaporkan 817 warga yang tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana III telah diungsikan ke sembilan titik pengungsian. Hal itu, menyusul status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Level III oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejak Kamis (5/11).
Adapun rinciannya meliputi 118 warga dari Desa Krinjijng mengungsi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, 115 orang dari Desa Ngargomulyo mengungsi di Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung, dan PAY Muhammadiyah di Desa Tamanagung, Kec. Muntilan.
Kemudian, sebanyak 110 warga dari Desa Keningar mengungsi di SDN 1 Ngrajek dan kediaman Kepala Desa Ngrajek, Kec. Mungkid. Selanjutnya, 476 orang dari Desa Paten mengungsi ke Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan di Kec. Mertoyudan.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kab. Magelang, Edy Susanto, warga Desa Keningar memilih turut mengungsi kendati wilayahnya berada di luar KRB III. Atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka pemerintah desa setempat memfasilitasi permintaan warganya tersebut.
"Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka pemerintah desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian," jelasnya secara tertulis, Minggu (22/11).
Memenuhi kebutuhan makanan pengungsi dan petugas, BPBD Kab. Magelang dibantu instansi terkait telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian. Distribusi air bersih juga dilakukan pada pukul 06.00-08.00 WIB.
"Adapun, kegiatan trauma healing juga dilakukan secara berkala oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Muslimat Mertoyudan dan Forum Anak Kab. Magelang di setiap titik pengungsian. Kegiatan tersebut dilakukan agar anak-anak tidak mengalami stres dan ketakutan selama dalam pengungsian," katanya.
Sementara, hasil pengamatan BPPTKG terkait aktivitas Gunung Merapi per, Sabtu (21/11), terjadi guguran dengan jumlah 15, aplitudo 4-7 mm dalam durasi 13-90 detik. Hembusan terjadi dengan jumlah 23, amplitudo 2-11 mm dalam durasi 10-19 detik.
Sedangkan, gempa vulkanik dangkal berjumlah 14 dengan amplitudo yang teramati 40-75mm dalam durasi 14-42 detik. BPPTKG juga melaporkan adanya gemuruh guguran yang terdengar keras sebanyak satu kali dengan amplitudo 75mm pada pukul 08.19 WIB dari Pos Pantau Babadan dan Kaliurang.
Lebih lanjut, BPPTKG mengatakan, potensi bahaya saat ini adalah berupa guguran lava dari aktivitas erupsi efusif dan lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif, serta awan panas sejauh maksimal lima kilometer dari puncak kawah.
Sehingga dalam hal ini, BPPTKG memberikan rekomendasi untuk wilayah KRB III dalam radius lima kilometer dari puncak kawah merapi agar dikosongkan dari segala jenis aktivitas manusia dan tidak boleh ditinggali oleh penduduk.
Menurut perkembangan dari tim di lapangan, wilayah yang memiliki potensi risiko terdampak erupsi Gunung Merapi meliputi, Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo dan Desa Umbulharjo di Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta.
Selain itu, Desa Ngargomulyo, Desa Krinjing dan Desa Paten di Kec. Dukun, Kab. Magelang. Selanjutnya Desa Tlogolele, Desa Klakah dan Desa Jrakah di Kec. Selo, Kab. Boyolali, Jawa Tengah. Berikutnya Desa Tegal Mulyo, Desa Sidorejo dan Desa Balerante di Kec. Kemalang, Kab. Klaten, Jawa Tengah.