Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan akan menindaklanjuti program terkait teknologi dan inovasi untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat melalui kerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Hal itu merupakan hasil pertemuan antara Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian yang dilakukan dengan BPDPKS guna mengidentifikasi hasil penelitian dan perumusan tema kebutuhan penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat berkelanjutan lingkup Kementerian Pertanian melalui Grant Riset dan Inisiatif BPDPKS.
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Penyusunan Kebutuhan Penelitian terkait Program PSR Lingkup Kementerian Pertanian yang telah dilaksanakan di Depok pada 31 Oktober hingga 2 November 2022 lalu. Pertemuan ini juga menghadirkan beberapa lembaga riset untuk mengetahui penelitian yang pernah dilakukan baik dari perguruan tinggi maupun lembaga di bawah Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP).
“Ada empat program kegiatan di Direktorat Jenderal Perkebunan melalui pendanaan BPDPKS yaitu peremajaan sawit rakyat (PSR) yang menggantikan tanaman lama dengan tanaman baru; sarana dan prasarana (Sarpras) untuk meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan mutu perkebunan kelapa sawit; pengembangan SDM (sumber daya manusia) dengan pelatihan, penyuluhan dan sebagainya; serta penelitian dan pengembangan inovasi dan peningkatan teknologi budi daya, panen dan pascapanen, pengolahan serta pemasaran hasilnya,” kata Direktur Perbenihan Perkebunan, M. Saleh Mokhtar sekaligus sebagai Penanggungjawab Kegiatan Dukungan Dana Litbang Perkebunan Kelapa Sawit Ditjenbun, belum lama ini.
Pada kesempatan yang sama Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan menyampaikan permasalahan perkebunan kelapa sawit harus diidentifikasi secara lebih detail. Baik dari aspek hulu seperti budi daya termasuk pupuk, lahan, air, pengendalian OPT, maupun aspek hilir seperti pascapanen, pengolahan hasil. Selain itu aspek lingkungan dan sosial ekonomi/kelembagaan/manajemen juga penting untuk diidentifikasikan.
“Perlu kami dorong riset-riset dan pengadaan sarpras (sarana prasarana) yang tepat guna ini untuk meningkatkan produktivitas sawit rakyat kita secara signifikan sehingga petani sawit kita juga semakin sejahtera,” ujar Andi Nur.
Didiek Hadjar Goenadi, perwakilan dari Komitbang BPDPKS menyebutkan dalam rangka pengembangan ekonomi dengan produk hasil perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah melalui riset BPDPKS dan potensial untuk dikomersialisasikan ada kurang lebih 13 produk yang dapat dimanfaatkan dari tanaman kelapa sawit.
“Ada banyak produk potensial untuk dikomersialisasikan seperti produk untuk pemupukan, produk untuk farmasi dari tandan kosong kelapa sawit, teknologi produksi bijih plastik, sabun kalsium, emulsifier, produksi tinta cetak dari turunan minyak, produk benang dari serat TKKS, produksi biochar untuk penyubur tanah, produk kayu papan lapis dari pokok kelapa sawit tebangan, produk lilin malam batik dari minyak kelapa sawit dan produk kerajinan tangan dari lidi kelapa sawit. Dari keseluruhan kelapa sawit bisa dikembangkan menjadi berbagai produk turunan yang bermanfaat yang bernilai tinggi,” sebut Didiek.
Sementara, pada pertemuan ini diharapkan dapat tersusun perumusan tema kebutuhan penelitian kelapa sawit rakyat berkelanjutan untuk kemudian ditindaklanjuti dengan para lembaga, pakar dan peneliti di bidang kelapa sawit. Pemerintah berkomitmen untuk hadir bersama, bersinergi, berkolaborasi, dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian permasalahan dan tantangan yang ada.