Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, Jawa Timur (Jatim), memperluas deteksi dini penyebaran Covid-19. Hal tersebut, terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus SARS-CoV-2.
Pemkab Blitar memiliki dua pendekatan untuk mendeteksi penyebaran Covid-19, yakni layanan masyarakat yang terjangkau dengan rumah sakit dan bagi masyarakat yang tidak terjangkau.
Untuk masyarakat yang terjangkau layanan rumah sakit, Pemkab Blitar menyediakan alat PCR di Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi dan akan menempatkan alat PCR di Rumah Sakit Srengat.
Sementara untuk mengakomodasi warga yang tidak terjangkau layanan rumah sakit, Pemkab Blitar bakal menyediakan mobil PCR. Bupati Blitar, Rijanto mengatakan, dengan memiliki tiga alat PCR diharapkan dapat menangani kasus Covid-19 dengan baik, efektif, dan efisien. Terlebih, satu alat PCR memiliki kapasitas penanganan 200-300 swab test per hari.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi SDM dan Alat Medis RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Tri Wahyuning, memiliki alat PCR sendiri juga memiliki banyak keuntungan, di antaranya efektifitas waktu dan anggaran.
Jika mengandalkan hasil swab test di luar daerah, seperti di Surabaya, pemkab harus menunggu dua pekan untuk mengetahui hasil swab test. Sementara, ketika memiliki alat PCR sendiri, pemeriksaan reagen swab test hanya membutuhkan waktu 45 menit hingga 1 jam.
Di samping itu, anggaran penanganan covid-19 dapat dihemat hingga Rp1,1 juta per reagen swab test. "Rinciannya, untuk biaya mengirim satu reagen tes swab ke Surabaya, membutuhkan dana sekitar Rp 1,8 juta. Dengan punya alat sendiri, kami bisa memangkas biaya pemeriksaan satu reagen sampai Rp 1,1 juta," kata Tri Wahyuning.
Kini, Pemkab Blitar, telah memiliki alat PCR yang ditempatkan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan berencana menambah alat PCR di RS Srengat serta mobil PCR. Pemkab telah menyiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan untuk penambahan alat PCR serta akan berkonsultasi kepada BPK dan BPKP, agar pengadaan alat PCR tidak menyalahi aturan.