Suasana Kamis pagi di Jalan KS Tubun dan Brigjen Katamso sudah normal dan bisa dilalui oleh kendaraan bermotor dari dua arah setelah peristiwa bentrok pada 21 dan 22 Mei 2019.
Pantauan sekitar pukul 07.07 WIB, kendaraan roda dua maupun roda empat bisa melintasi kedua arah jalan itu.
Sepanjang jalan, sisa-sisa bentrokan seperti sisa pembakaran, batu-batu, pagar yang rusak, dan pohon masih terlihat di lokasi.
Seorang pengemudi angkutan daring Sukamto mengaku aneh melihat kondisi Jalan KS Tubun dan Brigjen Katamso yang berantakan.
"Itu pagarnya pada dicopotin ya mbak," tanyanya kepada wartawan.
Sukamto mengatakan saat bentrok terjadi, dirinya menghindari jalur-jalur yang mengalami kerusuhan dan baru kali ini dia bisa melintasi Jalan KS Tubun dan Brigjen Katamso.
Ia juga mengatakan selama situasi genting seperti saat ini pemesanan ojek daring lumayan ramai.
"Lumayan ramai mbak, cuma kita harus pandai-pandai cari jalan menghindari dari lokasi kerusuhan," kata Sukamto.
Sementara itu, pantauan lainnya di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, dekat Kantor Sekretaris Negara, kendaraan yang akan berbelok ke arah Monas disekat dan dibatasi.
Sejumlah anggota TNI AL (Baret Ungu) dan TNI AD berjaga-jaga di sepanjang jalan depan gedung tersebut dan gedung markas TNI di Jalan Veteran.
Anggota TNI tersebut dilengkapi perisai, pentungan, dan tas ransel yang diletakkan di sepanjang trotoar jalan.
Dari Veteran hingga Jalan Suryopranoto arus lalu lintas kendaraan lancar. Sejumlah pekerja juga sibuk beraktivitas ke kantor masing-masing.
Petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU) atau Pasukan Oranye mulai membersihkan sampah serta serpihan bekas aksi 22 Mei yang ada di depan Gedung Bawaslu.
“Kami tugasnya pukul 02.00 WIB sampai 07.00 WIB, tapi baru turun subuh karena tadi masih belum memungkinkan," kata Sekretaris Kelurahan Gondangdia Gabriel Mahardika saat ditemui di Jalan MH Thamrin, Kamis.
Petugas kebersihan tersebut berjumlah 50 orang yang diterjunkan langsung oleh pihak Kelurahan Gondangdia. Tidak hanya kawasan depan Bawaslu, namun mereka juga membersihkan puing yang ada, mulai dari Gedung Sarinah hingga depan Kantor Kemenko Kemaritiman.
Para pasukan oranye tersebut membersihkan puing dan sampah menggunakan masker serta pasta gigi yang dioleskan di wajah karena sisa gas air mata masih sangat terasa di sekitar Gedung Bawaslu.
Pasukan Oranye Gondangdia sebenarnya bertugas untuk membersihkan Jalan MH Thamrin hingga KH Agus Salim, namun karena aparat masih berhadapan dengan beberapa massa perusuh, maka jalan KH Agus Salim belum dibersihkan.
"Saya tidak berani juga karena takut anak-anak kenapa-kenapa, jadi ke sini dulu," ujarnya.
Mahardika menjelaskan, mereka terpaksa bekerja lebih dari jam yang ditentukan karena jumlah puing dan sampah yang sangat banyak.
"Banyak sekali, tidak tahu sampai jam berapa. Dikerjain dulu saja," kata Mahardika.
Dari pantauan, selain pasukan oranye Gondangdia, Dinas Kebersihan DKI Jakarta juga menurunkan petugasnya dan lebih dari 20 truk pengangkut sampah. Selain itu, Pasukan Biru (Dinas Sumber Daya Air/SDA) juga turut membantu pembersihan puing-puing sisa kerusuhan dari jalan.
Dari informasi, sampah-sampah yang dibersihkan tersebut ditransitkan lebih dulu ke Monas untuk dinaikkan ke truk yang lebih besar dan selanjutnya dibuang ke TPST Bantargebang.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di sekitar Kantor Bawaslu pada Selasa malam hingga Rabu dini hari. Saat ini situasi di sekitar Gedung Bawaslu RI, tepatnya di sepanjang Jalan MH Thamrin sudah membaik dan kondusif. (Ant)