close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Hasil survei KedaiKopi mengenai pendapat masyarakat terhadap rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. / KedaiKOPI
icon caption
Hasil survei KedaiKopi mengenai pendapat masyarakat terhadap rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. / KedaiKOPI
Nasional
Selasa, 27 Agustus 2019 04:23

Survei: Warga DKI mayoritas tak setuju pindah ibu kota

Sebanyak 95,7% responden yang merupakan warga DKI Jakarta tidak setuju ibu kota pindah ke Kalimantan Timur.
swipe

Sebanyak 95,7% responden yang merupakan warga DKI Jakarta tidak setuju ibu kota pindah ke Kalimantan Timur.

Presiden Joko Widodo telah mengumumkan lokasi rencana kepindahan ibu kota ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Menanggapi hal itu, Lembaga Survei KedaiKOPI menunjukkan dari hasil risetnya, sebanyak 39,8% responden menyatakan ketidaksetujuannya terhadap perpindahan ibu kota. Sedangkan responden yang setuju sebesar 35,6% dan 24,6% memilih untuk tidak beropini.

Di dalam survei yang dilakukan pada 14-21 Agustus 2019 ini juga menemukan bahwa 95,7% responden yang berasal dari DKI Jakarta mengekspresikan ketidaksetujuannya terhadap kepindahan ibu kota.

Sementara 48,1% responden dari Pulau Kalimantan menyatakan setuju terhadap rencana perpindahan ibu kota. Responden dari Pulau Sulawesi memiliki persentase terbesar untuk persetujuan terhadap rencana pindahnya ibu kota dengan 68,1% sepakat ibu kota pindah.

"Penduduk DKI Jakarta tentu saja yang paling terdampak dari rencana perpindahan ini, tidak mengherankan jika mereka paling banyak yang tidak setuju," kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Wibowo, Senin (26/8).

Kunto menambahkan bahwa belum adanya kejelasan tentang apa yang akan terjadi di DKI Jakarta setelah perpindahan ibu kota dan minimnya informasi tentang usaha pemerintah untuk meminimalisir dampak negatif kepindahan Ibu kota dari Jakarta menyebabkan ketidakpastian yang memicu reaksi negatif dari penduduk Jakarta.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan pengumuman lokasi baru ibu kota Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, hanya menjadi wacana jika tanpa ada persetujuan dari DPR RI.

Hendri menambahkan ada tiga alasan mengapa Presiden Jokowi mengumumkan lokasi ibu kota baru Indonesia yang baru. Pertama, ingin cepat memberikan legacy kepada Indonesia. 

Kemudian kedua, sudah percaya diri bahwa DPR akan menyetujui rencana ini melihat komposisi perolehan kursi koalisi pemerintah yang di atas 50%. Ketiga, kajian mengenai pemindahan ibu kota yang sudah lengkap dan menyeluruh.

Hensat, panggilan Hendri Satrio, juga mengatakan bahwa rencana pemindahan ibu kota ini sudah baik namun proses yang ada harus dikomunikasikan dengan rakyat agar tidak terkesan terburu-buru.

"Alasan utamanya harus disampaikan kenapa ini harus segera pindah, sehingga masyarakat Jakarta, Kaltim, dan rakyat Indonesia juga bersiap," kata Hensat.

Kajian ini dilakukan dengan berbasis riset. KedaiKOPI menangani riset opini publik pada skala kecil hingga nasional dan memiliki koodinator lapangan di 34 provinsi serta 2.000 pewawancara.

Survei kepindahan ibu kota ini dilakukan pada 14-21 Agustus 2019 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Sebanyak 1.200 responden diwawancarai secara tatap muka dengan metode pencuplikan multistage random sampling

Batas galat (Margin of error) survei ini adalah +/- 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei ini didanai secara swadaya oleh Lembaga Survei KedaiKOPI. (Ant)
Hasil survei KedaiKOPI mengenai pendapat masyarakat terhadap rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. / KedaiKopi

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan