close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Menteri BUMN Rini Soemarno bersama jajaran BUMN dan sejumlah investor meresmikan pembangunan hunian di kawasan Mandalika, NTB. /Antara Foto
icon caption
Menteri BUMN Rini Soemarno bersama jajaran BUMN dan sejumlah investor meresmikan pembangunan hunian di kawasan Mandalika, NTB. /Antara Foto
Nasional
Kamis, 19 April 2018 10:54

Tahun politik, Luhut jamin iklim investasi Indonesia stabil

Selain kondisi politik stabil, Pemerintah mengembangkan teknologi lewat revolusi teknologi 4.0 yang kebanyakan digerakkan oleh anak muda.
swipe

Biasanya saat tahun politik datang, investasi dikhawatirkan mengalami riak. Hal ini terjadi karena kondisi politik kerap mengalami goncangan dalam negeri. Namun, pemerintah kembali menjamin bahwa iklim investasi tetap stabil sekalipun tahun politik datang.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan kondisi politik di Indonesia stabil dan aman. Hal tersebut disampaikan Luhut dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Musim Semi IMF dan Bank Dunia di Washington, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/4) waktu setempat.

Bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Luhut menjelaskan di depan peserta IMF bahwa saat ini ekonomi Tanah Air digerakkan oleh anak-anak muda. 

Selain itu, penetrasi penggunaan ponsel pintar juga makin membesar yakni mencapai 150 juta dengan 80 juta di antaranya merupakan pengguna aktif internet. Hal inilah yang menjadi potensi dan memperluas kesempatan bagi investor khususnya yang berasal dari AS yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Apalagi saat ini Indonesia tengah mengembangkan teknologi yang disebut revolusi teknologi 4.0 yang diinisiasi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Revolusi teknologi tersebut dinilai amat potensial untuk bekerja sama dengan investor dari Amerika Serikat.

Selain itu, kini Pemerintah Indonesia memberikan syarat untuk menggunakan material lokal demi memberikan akses kepada sumber daya dan berkembangnya pengusaha lokal, terutama bagi industri berat. Contohnya, pengembangan baterai lithium di Halmahera Utara, Maluku Utara dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Morowali, Sulawesi Tengah.

Luhut mengaku isu tenaga kerja asing yang berasal dari China yang berkembang hanya disyaratkan untuk tiga tahun pertama sebelum transfer teknologi. Menurut Luhut, Indonesia perlu belajar dari negara tirai bambu itu namun pemerintah juga fokus pada pendidikan politeknik dan vokasi dalam bidang teknik. Hal ini berguna menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang juga dapat mengurangi ketergantungan kepada tenaga kerja asing.

"Dengan mempunyai tenaga kerja yang andal, maka kami bisa banyak menghasilkan produk lokal sehingga bisa mengurangi barang impor," tukas Luhut seperti dikutip Antara

img
Mona Tobing
Reporter
img
Mona Tobing
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan