close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menko PMK, Muhadjir Effendy, meminta masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan pada tahun politik. Dokumentasi Kemenko PMK
icon caption
Menko PMK, Muhadjir Effendy, meminta masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan pada tahun politik. Dokumentasi Kemenko PMK
Nasional
Sabtu, 13 Mei 2023 18:13

Tahun politik, masyarakat diminta jaga persatuan dan kesatuan

Menurut Menko PMK, setiap warga negara dari suku bangsa, agama, dan ras apa pun wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
swipe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta situasi bangsa yang kondusif dijaga bersama agar tetap sejuk dan damai juga toleran dan saling menghormati. Apalagi, memasuki tahun politk, persatuan dan kesatuan harus dipertahankan dengan sungguh-sungguh.

Demikian disampaikannya dalam acara Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 bertema "Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara, Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia", yang digelar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) secara daring. Kegiatan berlangsung di Balai Samudera Kelapa Gading, Jakarta, pada Jumat (12/5).

"Saya mengajak umat Hindu di mana pun berada untuk menjalankan darma agama dan darma negara dengan penuh kesadaran. Melaksanakan kewajiban strada bakti sebagai umat beragama dan pada saat yang sama menjaga serta menjunjung tinggi negara dan bangsa. Jaga NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika," tuturnya.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyebut, setiap warga negara dari suku bangsa, agama, dan ras wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Baginya, perbedaan yang ada untuk mewujudkan harmoni kesatuan harus memperkuat kesamaan.

Perkuat silaturahmi
Muhadjir melanjutkan, setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk melestarikan hingga memperkokoh persamaan dan mencoba mengabaikan perbedaan, utamanya perbedaan yang mengarah ke perpecahan dan ketidakrukunan. "Itu menjadi tanggung jawab kita semua."

Dicontohkannya dengan tradisi umat Hindu berkumpul melakukan Darmasanti usai hari raya Nyepi. Ini seperti yang dilakukan muslim, mengadakan halalbihalal selepas Idulfitri. Kedua kegiatan tersebut bertujuan memperkuat tali silaturahmi dan persaudaraan.

"Dharmasanti kalau dalam agama Islam itu halalbihalal. Setelah berpuasa di bulan Ramadan, kita halalbihalal. Setelah melaksanakan Nyepi, kemudian Dharmasanti. Artinya, sebetulnya semua agama memiliki kesamaan-kesamaan satu sama lain," ucapnya.

Muhadjir berharap, Dharmasanti Nasional Tahun Saka 1945 menjadi pembelajaran untuk menerima, menghargai, dan menghormati perbedaan. Selain itu, menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan internal maupun antarumat beragama.

"Sebagai negara yang kaya akan kebudayaan, masyarakat yang hidup dalam harmoni meskipun berbeda-beda dalam paham, tradisi, dan keyakinan. Dengan kegiatan Dharmasanti Hari Suci Nyepi memberikan kesempatan bagi kita semua untuk menghargai dan menghormati keberagaman di Indonesia," paparnya.

Dharmasanti Nasional turut dihadiri Ketua MPR, Bambang Soesatyo; Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga; Koordinator Staf Khusus Presiden, AAGN Ari Dwipayana; Dirjen Bimas Hindu Kemenag; Ketua PHDI, Mayjen TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya; serta para pandita-pinandita dan umat Hindu se-Indonesia. 

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan