Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menyatakan pendekatan diplomatik yang dilakukan pemerintah terhadap klaim China atas perairan Natuna Utara, merupakan langkah awal yang tepat. Namun hal tersebut dinilai tidak cukup, mengingat klaim China atas perairan Natuna Utara bukan hanya sekali terjadi.
"Perlu ada tindakan yang betul-betul tegas dari pemerintah kita, supaya menjadi pelajaran juga bagi kita," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/1).
Menurutnya, pemerintah juga harus meninjau ulang investasi dan kerja sama yang dilakukan China di Indonesia. Menurut Syarief, pemerintah tak perlu takut dengan dampak kebijakan ini, karena sudah menjadi risiko demi menjaga kedaulatan negara.
"Paling parah, mungkin saja pembatalan investasi. Toh China merupakan investor ketiga di Indonesia. China juga pasti membutuhkan Indonesia, sangat membutuhkan Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir dengan implikasinya terhadap ekonomi Indonesia," ucap Syarief.
Syarief juga menilai, pemerintah dapat mempertimbangkan membawa persoalan ini ke Mahkamah Internasional. Opsi diplomasi global dinilai perlu dicoba pemerintah menyikapi persoalan di Natuna.
Dia menerangkan, Mahkamah Internasional punya andil dalam menertibkan perairan internasional. Apalagi China kerap bersikap bandel terhadap kesepakatan dengan beberapa negara Asia Tenggara.
"Sekali lagi memang China ini di Laut China Selatan yang menjadi persoalan bersama antar negara-negara yang terlibat, Cina, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan sekarang Indonesia," ujar dia.
Untuk memperkuat penjagaan di wilayah Natuna, hari ini TNI Angkatan Udara menerbangkan empat pesawat tempur F-16 ke Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Jet tempur tersebut berasal dari Skadron Udara 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka mengatakan, pengerahan empat jet tempur F-16 berikut enam penerbang, serta puluhan personel angkatan udara ke Natuna hari ini, dilakukan atas perintah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Pasukan yang dikerahkan akan melaksanakan patroli wilayah kedaulatan NKRI dengan sandi Operasi Lintang Elang 20.
"Ini sebenarnya operasi rutin di wilayah barat, yang kita geser ke Natuna," ujarnya.
Ronny menegaskan, pihaknya siap mengerahkan seluruh kekuatan jika ada perintah dari panglima TNI. Namun dia menggaris bawahi, pengiriman jet tempur F-16 itu murni untuk menjaga wilayah kedaulatan ibu Pertiwi. Dia mengatakan, langkah tersebut tidak dilakukan untuk memprovokasi pihak manapun, terutama China, yang sedang mengirimkan kapal-kapal coast guard dan nelayan ke perairan kaya akan ikan itu.
"Kita tidak buat provokasi pihak manapun, kita jaga wilayah kita," ujarnya.