Tensi politik di Jakarta kembali memanas. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik, mempertanyakan, soal pernyataan Gubernur Anies Baswedan yang dianggap bohong.
Politikus Partai Gerindra itu mendesak sahabatnya, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi menjelaskan apa saja kebohongan Anies yang dimaksud. Langkah ini, menurutnya, agar jelas sehingga tidak menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat. "Emang bohongnya apa? Dibunyiin dong bohongnya apa," kata Taufik di Jakarta, Minggu (10/10).
Bendahara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI itu juga mengungkapkan, pernyataan yang disinggung Prasetio itu adalah pembicaraan orang yang disebut sebagai pendukung Anies, bukan dari orang nomor satu di ibu kota.
"Orang kalau mau bohong misalnya begini, dibunyiin bohongnya apa? Kalau pendapat orang, bukan berbohong, itu pendapat," ujarnya.
"Relawan boleh saja pendapat apa, namanya juga relawan. Itu kan, pendapat orang, masa pendapat orang dibilang bohong," sambung dia.
Sebelumnya, Prasetio mempermasalahkan pernyataan Anies soal tidak adanya Pemilihan Gubernur atau Pilgub DKI pada 2022. Pemerintah pusat mengatur pemilihan kepala daerah nasional akan serentak digelar berbarengan dengan pemilihan presiden pada 2024.
Pras menganggap, Anies telah menyatakan Pilgub DKI diundur dari 2022 menjadi 2024. Dia menilai, pernyataan Anies itu seolah-olah menuding pemerintah pusat sengaja memundurkan Pilgub DKI ke 2024.
"Jangan membuat seakan-akan Pemerintah Pusat mengundurkan Pilgub DKI untuk mengganjal ambisi politik Anies," ucap dia dalam keterangan tertulisnya.