Densus 88 Antiteror menangkap amir atau pimpinan jaringan teroris Al Jamaah Al Islamiyah alias Jamaah Islamiah (JI) bernama Para Wijayanto. Ia ditangkap pada Sabtu (29/6) di Bekasi, Jawa Barat.
"Dia ditangkap pada sabtu 29 juni pukul 06.12 WIB di sebuah hotel di Jalan Raya Kranggan Nomor 19, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Humas Polri, Jakarta, Senin (1/7).
Selain menangkap Para, polisi turut menggiring istrinya yang bernama Masitha Yasmin dalam penangkapan tersebut. Selain itu, satu ton bahan peledak dan bom jenis yang sama saat terjadi ledakan di Solo, disita dalam penangkapan tersebut. Polisi juga mengamankan sejumlah kartu ATM.
Dedi menjelaskan, Para merupakan amir JI sejak 2007. Ia merupakan amir kedua hingga Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menetapkan JI sebagai organisasi terlarang pada 21 April 2008 lalu.
Dedi mengakui Para memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin dari organisasi yang berada di balik teror Bom Bali I dan II ini. Para memiliki intelektualitas tinggi yang membuatnya tak kesulitan merakit bom.
“Yang bersangkutan merupakan lulusan S1 teknik sipil salah satu universitas ternama di Jawa. Dari sisi kompetensi, yang bersangkutan memiliki kemampuan merakit bom dan kemampuan inteligen lain,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, Para Wijayanto juga sempat menduduki jabatan di bidang intelijen dan militer JI. Latar belakang ini bisa jadi alasan sulitnya polisi menangkap Para.
Ia juga menyembunyikan identitasnya dengan mengubah-ubah namanya. Selain bernama Para Wijayanto, ia juga dikenal sebagai Abang, alias Adji Pangestu, alias Abu Askari, alias Ahmad Arief, alias Ahmad Fauzi Utomo.
"Sebelum jadi amir, dia sempat ada di posisi bidang intelijen dan militer JI. Lalu setelah amir sebelumnya ditangkap, PW langsung dibaiat untuk menjadi JI Indonesia," kata Dedi.
Menurutnya, Para memiliki keterlibatan saat perang yang terjadi di Poso pada 2005 dan 2007. Ia merupakan penyuplai logistik dan operasional perang di Poso.
Selain menangkap para Wijayanto dan istrinya, Densus 88 menangkap dua terduga teroris pada Minggu (30/6). Di Bekasi, polisi menangkap Abdurrahman (A) yang merupakan tangan kanan Para.
Densus 88 juga menangkap terduga teroris bernama Budi Tri (BT) alias Khaidar, alias Gani, selaku pimpinan JI Jawa Timur. Budi diringkus di Ponorogo, Jawa Timur. Menurut Dedi, seluruh teroris yang ditangkap tengah dimintai keterangan untuk mengungkap pelaku lainnya.
"Semuanya sudah kami amankan dan masih dalam pemeriksaan untuk mengungkap tersangka lain," katanya.