Pemerintah terus berupaya mencari cara melacak penyebaran virus corona atau COVID-19.
Melalui Gugus Tugas Penanganan COVID-19, pemerintah tengah menyiapkan teknologi terbaru guna melacak penyebaran virus corona tipe dua atau COVID-19. Teknologi tersebut, akan digunakan di daerah yang bersiko tinggi dan rentan akan terpapar COVID-19.
"Kami menggunakan teknologi sehingga pelacakannya tidak lagi menggunakan cara konvensional. Dengan mempertanyakan kontaknya, dengan siapa saja pada hari itu, berapa lama, dan di mana," ucap Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Wiku Adi Sasmito, saat konfrensi pers, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (18/3).
Dia mengatakan, teknologi tersebut akan terhubung dengan fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) disetiap daerah. Penggunaan teknologi tersebut, dapat memastikan proses bagaimana penyebaran COVID-19.
"Sehingga, kami juga bisa mendapatkan itu dan nanti berhubungan dengan fasilitas kesehatan. Baik tempat puskesmas maupun rumah sakit sehingga kami semua bisa memastikan proses penyebarannya untuk bisa dibatasi," ucapnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menyampaikan adanya penambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 38 kasus. Dengan demikian, total pasien positif korona menjadi 172 kasus per Selasa (17/3).
Sebanyak 12 kasus, didapat pada Senin (16/3) malam. Sedangkan 20 kasus lainnya, diperoleh dari hasil pemeriksaan spesimen Balitbangkes. Sementara, 6 kasus lainnya didapat dari hasil pemeriksaan spesimen oleh Universitas Airlangga.
Dari 172 kasus itu, 9 dinyatakan sembuh dan 7 meninggal dunia. Dengan demikian, masih ada 156 kasus yang terinfeksi COVID-19. Wilayah DKI Jakarta masih menempatkan daerah yang paling tinggi penyebaran COVID-19