close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, di kantornya, Kamis (1/9/2022). Alinea.id/Gempita Surya.
icon caption
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, di kantornya, Kamis (1/9/2022). Alinea.id/Gempita Surya.
Nasional
Rabu, 05 Oktober 2022 20:23

Temui suporter, Komnas HAM dalami kronologi tragedi Kanjuruhan

Tragedi tersebut mengakibatkan 131 orang meninggal dunia, dan lebih dari 300 lainnya luka-luka.
swipe

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan penelusuran terkait kronologi peristiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tragedi tersebut mengakibatkan 131 orang meninggal dunia, dan lebih dari 300 lainnya luka-luka.

Tim pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM bertemu dengan berbagai pihak di Malang untuk memperoleh informasi terkait konstruksi peristiwa usai peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. Hal ini berawal dari informasi yang menyatakan kericuhan atau kekerasan terjadi saat massa suporter memasuki lapangan usai pertandingan.

"Kami telusuri itu. Jadi kami dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Jadi mereka merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangan video, Rabu (5/10).

Diungkapkan Anam, pihaknya mengonfirmasikan hal tersebut kepada para suporter dan juga pemain dari klub Arema FC. Anam mengatakan, keterangan yang diperoleh dari pemain membenarkan bahwa suporter memberikan dukungan kepada tim yang dalam laga itu kalah 2-3 oleh Persebaya.

"Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang, pemain bilang bahwa tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu. Dinamika ini jadi penting, kami sedang menelusuri secara mendalam," ungkap Anam.

Lebih lanjut, Komnas HAM juga memperoleh banyak informasi soal penyebab kepanikan suporter dan jatuhnya banyak korban jiwa maupun luka-luka. Salah satunya yakni gas air mata.

"Banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami, itu akibat gas air mata. Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya, sehingga ada (massa) terkonsentrasi di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit, terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," ujarnya.

Anam menyampaikan, pihaknya juga menyelidiki perencanaan pengamanan dalam pelaksanaan pertandingan Arema vs Persebaya. Hal itu dinilai penting bagi Komnas HAM untuk proses pendalaman terhadap konstruksi peristiwa yang terjadi.

"Kalau ada pertanyaan, kenapa gas air mata masuk dalam stadion padahal itu melanggar statuta FIFA, misalnya. Itu adanya di perencanaan pengamanan. Apakah perencanaan pengamanannya dilakukan dengan matang, ada briefing, simulasi, atau semacam gladi bersih, sehingga masing-masing orang petugas keamanan khususnya yang BKO dari luar kota Malang itu mengetahui titik-titik krusial," jelas dia.

Perencanaan pengamanan tersebut, imbuh Anam, meliputi apakah pelaksana mengetahui budaya massa suporter. Hal itu yang didalami Komnas HAM, termasuk korelasinya dengan permintaan perubahan jam pertandingan untuk dimajukan ke sore hari, namun akhirnya tetap dilaksanakan pada malam hari.

"Yang juga tidak kalah pentingnya bagi Komnas HAM adalah perencanaan pengamanan. Karena di titik inilah sebenarnya kita bisa melihat, kita berharap ada informasi, keterangan yang komprehensif, sehingga kita bisa melihat terangnya peristiwa soal perencanaan pengamanan di sana," papar Anam.

Terakhir, kepolisian memuktahirkan data korban jiwa akibat tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), pada Sabtu (1/10) malam. Pangkalnya, ada penambahan.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, jumlah korban jiwa kini menjadi 131 orang. Sebelumnya, sebanyak 125 jiwa dikabarkan meninggal dunia akibat insiden tersebut.

"Ya, setelah semalam dilakukan coklit (pencocokan dan penelitian) bersama Kadinkes, tim DVI, dan Direktur RS, penambahan data yang meninggal di nonfaskes karena tim mendatanya korban yang dibawa ke RS," kata Dedi saat dikonfirmasi, Rabu (5/10).

Sebelumnya, Polri melaporkan, jumlah korban yang mengalami luka akibat tragedi Stadion Kanjuruhan mencapai 465 orang. Detailnya, luka ringan 406 orang, luka sedang 30 orang, dan luka berat 29 orang.

"Korban yang saat ini dirawat di rumah sakit berjumlah 59 orang," imbuh Dedi, Selasa (4/10). Sebanyak 30 orang di antaranya dirawat di RS Saiful Anwar, sedangkan 29 lainnya tersebar di RSUD Kanjuruhan, RS Hastabrata, RS Islam Aisiah, RS UMM, RS Hasta Husada, RS Wajad Husada, RS Prima Husada, RS Wafa Husada, dan RS Supraun.

img
Gempita Surya
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan