Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera mengosongkan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Pengosongan dilakukan karena waduk seluas 80 hektare tersebut sekitar sepertiganya mengalami pendangkalan.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan karena kondisi cuaca di Jakarta pada beberapa hari belakangan mendung dan diguyur hujan gerimis, maka pengosongan waduk perlu dilakukan sampai air dalam kondisi Low Water Level.
Menurut Yusmada, pendangkalan Waduk Pluit terjadi karena kondisi permukaan air mengalami penurunan dari kedalaman maksimal yang mampu ditampungnya. Pihaknya pun akan terus melakukan pemeliharaan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Juga demi memastikan agar waduk selalu siap menampung hujan maupun luapan sungai dari hulu.
"Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya (dibandingkan sedimen)," kata Yusmada melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Selasa, (11/6).
Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menambahkan pengosongan Waduk Pluit yang akan dilakukan pihaknya pun telah sesuai dengan prosedur.
"SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering. Kenapa? Kalau tiba-tiba terjadi hujan, (Waduk Pluit) bisa menampungnya. Secara SOP, kami kosongkan. Karena kami dalam pengosongan, waduknya di-maintenance sambil dikeruk supaya pada saat hujan deras datang waduk sudah siap menampung," kata Ika.
Selain itu, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga telah melakukan proses pengerukan terhadap lapisan sedimen yang dilaksanakan sejak akhir April 2019 lalu. Pengerjaanannya pun ditargetkan bakal rampung dalam empat bulan ke depan.
"Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," ujar Ika.
Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga telah mengerahkan 6 unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengerukan sedimen di kawasan Waduk Pluit. Metode pengerukan sedimen dilakukan dengan cara mengeruk secara estafet menuju pinggir waduk untuk selanjutnya diangkat maupun dibentuk menjadi tanggul.
Lebih lanjut, Yusmada mengatakan, 10 pompa air yang terdapat di Waduk Pluit terus bekerja untuk mengalirkan air waduk ke laut dan menjaga permukaan air waduk di bawah 1,9 meter dari ketinggian normal, sehingga tinggi muka air diharap bisa surut sebagai upaya persiapan musim hujan.
Adapun permukaan sedimen yang terlihat saat ini masih dalam kondisi Low Water Level. Jarak tinggi muka airnya pun masih berada di batas atas tanggul (Top Water Level) yakni sekitar 4,9 meter, sehingga kapasitas waduk cukup besar untuk menampung tambahan air setelah hujan maupun luapan sungai dari hulu.