Polisi memastikan terduga teroris yang ditangkap di Kelurahan Brondong, Lamongan, Jawa Timur, bukanlah lone wolf terrorist atau teroris tunggal yang tak memiliki jaringan. Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi mengendus keterlibatan terduga teroris berinisial BN dalam organisasi teror di tanah air.
“Diduga merupakan JAD Jatim,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Asep Adisaputra di Humas Mabes Polri, Jumat (23/8).
Selain BN, polisi juga menangkap istri dan dua anaknya pada Kamis (22/8) malam. Keluarga BN telah mendiami rumah kontrakan dua lantai tersebut selama 2,5 tahun.
Disamping keluarga BN, Densus 88 Antiteror Mabes Polri juga mengamankan seorang terduga teroris berinisial HS di Sampang, Madura, Jawa Timur. Menurut Asep, BN dan HS berada dalam organisasi teroris yang sama.
Asep mengatakan, keduanya memiliki keterlibatan dalam aksi teror bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada 2016 lalu. Namun keterlibatan keduanya dalam peristiwa tersebut tidak secara langsung.
“Selain mereka terlibat JAD Jatim, mereka juga terlibat dengan peristiwa bom Thamrin. Mereka tidak melakukan secara langsung, tapi mereka bagian dari jaringan itu,” kata Asep.
Dia mengatakan, saat ini BN dan HS masih menjalani pemeriksaan. Karena itu, Asep enggan mengungkap barang bukti yang diamankan dalam dua penangkapan tersebut.