Tertipu kabar bohong lowongan pekerjaan
Pada Minggu (11/11) malam, petugas keamanan mengamankan 128 orang yang akan berangkat ke Yogyakarta dari Stasiun Gambir, Jakarta, menggunakan kereta api Argo Lawu. Pasalnya, mereka kedapatan menggunakan tiket palsu. Usai diselidiki, 128 orang itu merupakan korban penipuan yang mengatasnamakan bagian rekrutmen karyawan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Menurut Kepala Humas PT KAI Agus Komarudin, pelaku penipuan meminta para korban untuk berangkat mengikuti pendidikan dan pelatihan calon pegawai PT KAI di Yogyakarta, dengan membayar uang berkisar Rp5 juta hingga Rp20 juta.
“Modus penipuan diatur melalui grup WhatsApp untuk menyampaikan info-info penipuan kepada korban,” kata Agus saat dihubungi, Senin (12/11).
Agus mengatakan, para korban akan segera membuat laporan penipuan ini ke pihak kepolisian. KAI sendiri, menurut Agus, akan ikut mendampingi mereka. Lebih lanjut, Agus menuturkan, pihak PT KAI masih menunggu perwakilan dari para korban untuk membuat laporan.
“Mungkin mereka sedang menyiapkan data-data terkait penipuan. Jadi, belum bisa kami pastikan jam berapa akan ke Poldanya,” ujarnya.
Pengalaman tertipu
Segala proses rekrutmen resmi dari pihak PT KAI mulai dari pengumuman hingga pengiriman berkas lamaran, kata Agus, hanya dilakukan dengan mengakses situs resmi PT KAI recruitment.kai.id.
Dia menegaskan, segala pelaksanaan perekrutan pegawai yang dilakukan PT KAI tak dikenakan biaya apapun. Setelah sempat terkatung-katung di Stasiun Gambir, para korban penipuan lowongan kerja ini pun pulang pada pukul 22.30 WIB.
“Korban juga ada yang mengaku lulusan S1, dan ada yang sudah bekerja di perusahaan lain,” kata Agus.
Pengalaman para korban rekrutmen palsu PT KAI pun pernah dialami Fakri Marsal. Dua bulan lalu, pria asal Kota Padang, Sumatra Barat itu tertipu lowongan kerja palsu. Marsal mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di salah satu situs penyedia lowongan kerja.
“Kebetulan saya menemukan ada lowongan pekerjaan yang mengatasnamakan PT Angkasa Pura,” kata Marsal, ketika saya dihubungi, Senin (12/11).
Prosesnya berlangsung cepat. Marsal mencoba mendaftarkan lamaran kerjanya hari Selasa, keesokan harinya sudah keluar pengumuman hasil seleksi karyawan. Setelah itu, dia diarahkan untuk berangkat ke Jakarta.
Pihak yang mengaku bagian rekrutmen PT Angkasa Pura itu menjanjikan akan menanggung akomodasinya hingga ke Jakarta.
Tiket palsu yang digunakan 128 korban penipuan lowongan pekerjaan yang mengatasnamakan PT KAI. (twitter.com/keretaapikita).
“Kita bayar tiketnya (pesawat), nanti uangnya diganti,” kata Marsal.
Untuk membuat Marsal percaya, sang pelaku penipuan lowongan pekerjaan itu pun memberikan surat dan lampiran nama 20 orang yang lolos seleksi melalui surat elektronik. Yang membuat Marsal tambah yakin, kop suratnya mirip dengan kop surat Angkasa Pura.
Marsal sendiri sebenarnya pernah magang di Angkasa Pura, Bandar Udara Internasional Minangkabau pada Juli hingga September 2017. Maka itu, dia yakin dengan kop surat Angkasa Pura tadi.
Usai menerima surat tersebut, Marsal kemudian berkonsultasi dengan tantenya, yang bekerja di Bandara Internasional Minangkabau. Lalu, tantenya bertanya ke orang-orang yang bekerja di Angkasa Pura.
“Kata teman-temannya, jangan diteruskan, karena bisa jadi itu penipuan,” kata Marsal.
Di dalam surat itu juga ada nomor bagian rekrutmen, yang harus dihubunginya. Namun, dia tak tergoda untuk menghubungi nomor tersebut.
“Saya nggak mau telepon nomor itu, karena nanti takutnya kena penipuan di situ,” ujar Marsal.
Akhirnya, dia mengambil keputusan tak melanjutkan pemanggilan kerja tersebut.
Solusi terhindar dari penipuan
Pada kesempatan lain, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah, menghimbau agar korban penipuan lowongan kerja palsu yang mengatasnamakan PT KAI untuk melapor ke polisi.
“Karena ini sudah masuk tindak pidana, agar masalahnya tuntas dan untuk memberikan efek jera ke pelaku,” kata Andri, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (12/11).
Selanjutnya, Andri mengatakan, hingga saat ini Disnakertrans Jakarta hampir tak pernah menerima laporan tentang penipuan lowongan pekerjaan. Sebab, kata Andri, hal tersebut merupakan urusan kepolisian. Pihaknya pun tak memiliki unit kerja khusus yang menangani kasus lowongan pekerjaan palsu.
Namun, Andri mengemukakan solusi untuk menghindari kasus penipuan lowongan pekerjaan. Masyarakat, menurut Andri, bisa memanfaatkan Disnakertrans untuk menjadi sumber informasi.
Para pencari kerja memadati arena Job Fair Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Sidoarjo di GOR Tennis Indoor Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (16/10). (Antara Foto).
“Informasi pelatihan, informasi instansi atau perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja, informasi syarat-syarat apa yang dibutuhkan, supaya masyarakat bisa mencari kerja sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan,” ujar Andri.
Andri pun menyarankan supaya masyarakat mengecek terlebih dahulu informasi lowongan pekerjaan yang diterima.
“Kan kita sudah punya basis data terkait data-data perusahaan. Nah, data perusahaan ini sudah terkoneksi dengan Kementerian Ketenagakerjaan,” katanya.
Hingga kini, lanjut Andri, sudah ada sekitar 20.000 perusahaan yang terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan. Menurut Andri, mencari pekerjaan melalui internet boleh saja, tapi perusahaannya juga harus terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Menurutnya, terdaftarnya perusahaan di kementerian dan dinas bisa memberikan jaminan kepada masyarakat, dan kepastian bila perusahaan tersebut memang membutuhkan tenaga kerja. Hal ini bisa menjadi solusi masyarakat, agar tak tertipu iming-iming penipuan lowongan kerja.