Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, tiga dari enam sirene tsunami yang terpasang di dua daerah di Aceh, mengalami kerusakan. Ketiga sirene tersebut terpasang di tiga tower sistem peringatan dini tsunami yang berbeda.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBA, Muhammad Syahril, mengatakan sirene yang rusak, terpasang di Tsunami Early Warning System (TEWS) Lhoknga, dan TEWS Kajhu yang berada di Kabupaten Aceh Besar.
"Dua tower sistem perngatan dini tsunami belum diperbaiki oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG). Pagi tadi, ada satu pengeras suara lagi yang rusak di TEWS Lam Awe, Aceh Besar," kata Syahril, Jumat (26/10).
Sedangkan ketiga tower TEWS lain, yakni TEWS Kantor Gubernur, TEWS Lampulo, TEWS Blang Oi di Kota Banda Aceh, berfungsi normal. Ketiga sirene masih mengeluarkan suara asli sebagai pertanda sirene tsunami.
Menurut Syahril, masing-masing tower sistem peringatan dini tsunami yang rusak, tidak bisa mengeluarkan suara asli sirene tsunami. Ini disebabkan adanya kerusakan pada bagian chip, sejak uji coba terakhir sebulan lalu.
"Kita secara rutin melakukan uji coba sirine tsunami pada tanggal 26 setiap bulan, tepat pukul 10.00 WIB di enam tower," ujar Syahril.
Menurutnya, tahap pelaksanaan uji coba dimulai dengan membunyikan sound testing selama tiga menit, di TEWS Kajhu dan TEWS Lhoknga. Selanjutnya diteruskan real sound enam menit di empat lokasi TEWS lainnya. (ANT)