Satuan Penanggulangan Teroris (Satgultor) TNI mengadakan simulasi pembebasan sandera kelompok teroris di Hotel Mercure Ancol. Simulasi dilakukan untuk memastikan kesiapan Satgultor TNI terhadap ancaman teroris yang mungkin terjadi di tahun politik ini.
Skenario yang dijalankan dalam simulasi ini adalah terjadinya sabotase kelompok teroris saat rapat konsolidasi pemerintahan di Hotel Mercure. Kelompok teroris telah mengepung lokasi dengan dilengkapi senjata mematikan.
Satgultor TNI yang terdiri dari tiga tim elite TNI, yaitu Satuan-81 Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo-90 Paskhas TNI AU, dikerahkan untuk mengatasi ancaman. Mereka segera datang dan menempatkan diri untuk mengamankan kembali area rapat konsolidasi.
Dua helikopter turut dikerahkan untuk menurunkan pasukan di rooftop hotel. Sniper Denjaka melakukan penembakan terhadap teroris dengan jarak 300 meter, sementara personel Satuan-81 melakukan penyergapan dengan meledakkan dua kamar berbeda.
Setelah itu, empat personel Sea Rider dari Denjaka bergerak untuk membebaskan sandera. Di saat yang bersamaan, helikopter juga turut membantu pembebasan sandera di dalam hotel.
Kecermatan para personel Satgultor TNI berhasil membebaskan sandera dalam waktu kurang dari setengah jam. Kemudian tim penjinak bahan peledak atau Explosive Ordnance Disposal (EOD) Satgultor TNI, melakukan pengecekan untuk mensterilkan lokasi di sekitar Hotel Mercure.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya siap mengamankan segala situasi menjelang Pileg 2019 dan Pilpres 2019 dari kelompok teror yang coba mengacau.
“Saya Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, didampingi dengan pasukan khusus TNI, menyatakan bahwa TNI dan jajaran siap mengamankan Pemilihan Legistlatif 2019 dan Pemilihan Presiden 2019. Kami menekankan bahwa politik TNI adalah politik negara, TNI netral dalam melaksanakan Pileg 2019 maupun Pilpres 2019,” ujarnya di Hotel Mercure Ancol, Selasa (9/4).
Hadi pun menegaskan, kelompok teror yang mencoba mengganggu NKRI harus siap berhadapan dengan TNI. Ia menegaskan TNI sebagai benteng terdepan, siap memperjuangkan NKRI sebagai harga mati.
“Saya ingin memastikan, jika ada pihak yang menganggu stabilitas politik jalannya demokrasi, mengganggu NKRI, mengganggu Pancasila, mengganggu UUD 1945, dan mengganggu Bhinneka Tunggal Ika, akan berhadapan dengan TNI,” katanya.