Tim Forensik tidak menemukan tanda luka penyiksaan pada jenazah Brigadir Yosua atau Brigadir J. Tudingan itu yang selama ini dituding oleh pihak keluarga Yosua.
Ketua Tim Forensik kasus penembakan Brigadir Yosua, Ade Firmansyah mengatakan, terdapat luka fatal pada dua titik seperti di kepala dan dada. Namun, luka lainnya tersebut bukan disebabkan oleh tindak kekerasan.
"Tidak ada tanda kekerasan selain karena senjata api di tubuh korban," kata Ade di Bareskrim Polri, Senin (22/8).
Ade menjelaskan, luka-luka yang selama ini muncul di media sosial dan media massa tidak teridentifikasi. Hanya luka tembak yang dapat diidentifikasi oleh pihaknya.
""Itu menjadi fokus kami, dengan makroskopik dan forensik, memang tidak ada luka-luka (kekerasan) hanya luka tembak saja di sana," ujar Ade.
Ade menyebut, luka tubuh itu masih cukup jelas saat pelaksanaan autopsi kedua. Baginya hal itu merupakan sisi positif sehingga autopsi dapat dituntaskan hampir empat minggu.
"Gambaran luka di tubuh masih cukup jelas," ucap Ade.
Ade menyampaikan, seluruh tampilan luka akan dijabarkan dalam konferensi meja hijau. Pihaknya siap menjelaskan lebih lanjut terkait luka-luka tersebut.
"Nanti kita bisa lihat lebih jelas di pengadilan," ujarnya.