Tingginya angka kasus Covid-19 pada anak mendapat perhatian warganet. Hal itu berdasarkan kajian media sosial Alinea.id.
Berdasarkan pemantauan, terekam sebanyak 107.684 percakapan dari 64.766 akun Twitter yang memperbincangkan mengenai kasus Covid-19 pada anak di Indonesia, dalam kurun waktu 20 Juni-21 Juli 2021.
Diketahui, berdasarkan data laporan "Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak" per 24 Juni 2021 oleh Satgas Penanganan Covid-19, diketahui kasus Covid pada anak-anak mencapai 12,6% (250.000 kasus) dari total kasus Covid-19 di Indonesia. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%).
Dalam data yang sama disebutkan, bahwa berdasarkan persentase angka kematian, korban Covid-19 pada pada anak justru berada pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%).
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan virus Covid-19 pada kelompok usia anak.
Ketua Umum IDAI Aman B Pulungan memaparkan, sebanyak satu dari delapan kasus Covid-19 adalah anak-anak. Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3%-5% di antaranya meninggal dunia, dan separuhnya adalah balita.
Berdasarkan data Alinea.id, setidaknya ada lima isu utama yang menjadi perhatian warganet terkait kasus Covid-19 pada anak. Yakni tingginya kasus anak, vaksinasi Covid-19 anak, kasus persalinan ibu positif Covid-19, wacana sekolah tatap muka, dan varian Delta berisiko bagi anak.
Tingginya kasus Covid-19 yang menyasar anak-anak menjadi isu utama yang paling banyak diperbincangkan warganet. Sejak 20 Juni lalu-21 Juli 2021, terdapat 30.598 cuitan di Twitter. Akun @amanpulungan misalnya, menyoroti bahwa kematian anak Covid-19 Sebagian besar dipengaruh faktor komorbid seperti Obesitas, TBC dan lain-lain.
Di posisi kedua, ada isu vaksinasi Covid-19 anak, yakni 13.059 cuitan. Dimulainya Program Vaksinasi bagi anak berusia mulai 12 tahun mendapat atensi positif warganet. Warganet pun mengajak orang tua agar segera mendaftarkan anaknya untuk divaksin.
Kasus persalinan dimana sang ibu positif Covid-19 juga banyak muncul dalam cuitan warganet, sejumlah 6.825 cuitan. Tidak sedikit warganet yang meminta pertolongan atau informasi, mengenai kasus seorang ibu positif Covid-19 ketika melahirkan anaknya.
Selanjutnya warganet mendesak pemerintah mengkaji ulang wacana sekolah tatap muka di tengah tingginya angka kasus Covud-19 anak. Total ada 4.549 cuitan di Twitter membahas persoalan ini.
Alinea.id juga menemukan sebuah riset yang dibagikan warganet dan akun media yang menyebut bahwa Covid-19 varian delta sangat berisiko bagi anak, dikarenakan sifatnya varian delta yang cepat menular. Terdapat 1.013 cuitan di Twitter mengenai hal ini.
Riset ini juga merekam emosi anticipation. Tercatat emosi anticipation menjadi yang paling dominan muncul dalam cuitan warganet. Cuitan beremosi anticipation salah satunya dikaitkan dengan sosialisasi agar orang tua dapat mengenali gejala-gejala Covid-19 pada anak.
Emosi trust banyak muncul dari cuitan warganet yang merespons positif dimulainya program vaksinasi Covid-19 untuk anak di atas 12 tahun. Jumlahnya mencapai 16%.
Sementara emosi disgust dan anger muncul salah satunya dikaitkan dengan warganet yang mengkritisi perilaku warganet lainnya yang tidak taat prokes dan masih suka pergi keluar meski jumlah Covid-19 terus meningkat, termasuk Covid-19 yang menyerang anak-anak. Pada bagian lain, emosi ini juga muncul sebagai bentuk kritik warganet atas penanganan Covid-19 di Indonesia. Emosi disgust sebanyak 15% dan emosi anger sebanyak 14%. Adapun emosi antisipasi sebesar 42% dan surprise sebesar 13%.
Dari segi demografi, warganet dengan rentang umur 31-40 banyak mengunggah cuitan tentang kasus Covid-19 pada anak (36%). Cuitan cenderung banyak berasal dari orang tua yang merasa khawatir anaknya terpapar Coid-19.
Rentang umur 22-30 tahun, menjadi kelompok umur yang juga banyak membuat cuitan tentang kasus Covid-19 pada anak. Jumlahnya mencapai 34%. warganet generasi milenial ini kerap membagikan kisah tentang kerabatnya yang terpapar Covid-19, termasuk di dalamnya anak-anak.
Dari segi gender, warganet pria menjadi yang paling dominan membuat percakapan mengenai kasus Covid-19 pada anak, dengan presentase mencapai 72,9%. Adapun warganet wanita hanya sebesar 27,1%.
Dari segi agama, tercatat warganet Islam paling banyak membuat percakapan mengenai Covid-19 pada anak. Kemudian diikuti Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.