Sikap hedonisme di kalangan pejabat yang muncul baru-baru ini melalui kasus Rafael Alun Trisambodo (pegawai Ditjen Pajak Jakarta Selatan), dinilai bertentangan dengan Pancasila. Sikap tersebut memicu kemarahan publik melalui kasus penganiayaan berat oleh tersangka (anak Rafael) kepada David, korban anak dibawah umur yang hingga dua pekan terakhir masih koma.
Anggota MPR Subardi menyebut, Pancasila adalah ideologi mapan yang kontrahedonisme. Segala tindakan yang ditampilkan oleh keluarga Rafael tidak mencerminkan moralitas Pancasila.
“Sikap tersebut kontra-Pancasila. Semangat dalam Pancasila adalah hidup secara kolektif dan adil setara. Pancasila lahir dari semangat kontrahedonisme dan feodalisme yang saat itu marak dipamerkan para kolonial,” kata Subardi, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/3).
Subardi menilai, gaya hidup hedon tidak dibenarkan dari sudut pandang apapun, baik ideologi Pancasila, budaya, adat istiadat, dan agama. Sikap tersebut akan melahirkan kejahatan-kejahatan baru. Subardi lantas mendukung langkah Menteri keuangan yang mencopot Rafael sekaligus memeriksa hartanya. Baginya, arus hedonisme harus dihentikan. Para pejabat idealnya memberi contoh moralitas yang baik kepada masyarakat.
“Arogansi pejabat itu sangat tidak beradab. Tidak dibenarkan dari sudut pandang apapun. Seharusnya pejabat lebih bermoral, lebih peka melihat kondisi masyarakat. Kita bisa mencontoh kesederhanaan para sesepuh bangsa,” jelasnya.
Pancasila sebagai living ideology harus bersemai dalam kehidupan bermasyarakat, apapun perkembangan zamannya. Pancasila dengan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab adalah prinsip yang tegas melawan hedonisme.
Sebagai konsensus bangsa, Pancasila wajib dipatuhi oleh seluruh anak bangsa. Ajaran Pancasila sebagai bagian dari empat pilar bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah pemandu agar nilai keindonesiaan tidak luntur.
“Pancasila dan empat Pilar Kebangsaan adalah pemandu kita agar lebih beradab dan lebih peka dengan kesenjangan ekonomi di masyarakat. Hedonisme sama sekali tidak mencerminkan karakter luhur Pancasila,” pungkasnya.