Pangdam XVIII Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau bersama Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Herry Rudolf dan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, gagal bernegosiasi dengan demonstran atau massa pengunjuk rasa di Manokwari, Papua Barat. Ketiganya malah dilempari batu saat akan bernegosiasi.
“Masyarakat melempar batu kepada beliau bertiga, sementara pasukan mundur dulu untuk meredam situasi,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin 19/8).
Dedi mengatakan, para pengunjuk rasa melemparkan batu kepada Kapolda Papua Barat, Pangdam XVIII Kasuari dan Wakil Gubernur Papua Barat karena terprovokasi. Sebelumnya beredar sebuah video pengepuangan dan penjemputan mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.
Aparat TNI dan Polri, jelas Dedi, masih berusaha mengendalikan situasi keamanan di Manokwari, Papua Barat. "Situasi di Manokwari masih diupayakan oleh jajaran Polda Papua Barat dengan Kodam, unsur TNI, Bapak Wagub untuk mengendalikan situasi di Manokwari," kata Dedi.
Menurut Dedi, saat ini massa pengunjuk rasa terkonsentrasi di Matalo dan di beberapa pertigaan jalan di Manokwari. Selain melempari dengan batu, pengunjuk rasa juga melempari aparat keamanan dengan pecahan botol. Mereka juga merobohkan papan reklame, tiang lampu lalu lintas di pinggir Jalan Yos Sudarso serta membakar Gedung DPRD Papua Barat.
Sejumlah ruas jalan di Papua Barat di Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari diblokade oleh pedemo. Polisi pun mengimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk ikut meredam emosi para pengunjuk rasa.
Kerusuhan yang terjadi di Manokwari merupakan bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat dan oknum aparat keamanan terhadap para mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 17 Agustus 2019.
Seperti diketahui, di Surabaya, ratusan warga dari sejumlah organisasi masyarakat menggeruduk tempat asrama mahasiswa Papua. Massa geram karena para mahasiswa asal Papua tersebut menolak memasang bendera merah putih untuk memperingati HUT RI.
Ketika ramai digeruduk massa, pihak Muspika sempat memasang bendera merah putih. Namun oleh salah seorang mahasiswa, bendera merah putih tersebut dibuang. Massa terpancing dan emosi atas tindakan tersebut. (Ant)