Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen Totok Imam Santoso memastikan penyerangan yang dilakukan kepada Polres Jeneponto bukan dilakukan oknum TNI. Hal itu disampaikannya dalam konferensi bersama Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Setyo Boedi Moempoeni Harso di Makodam XIV Hasanuddin.
"Penyerangan itupun tidak ada kaitannya dengan TNI. Jadi saat ini masih dilakukan orang tidak dikenal," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (28/4).
Ia menegaskan, para pelaku juga hingga kini masih dalam proses pengejaran.
Di sisi lain, sebelum terjadinya penyerangan tersebut terjadi cekcok kesalahpahaman antara dua oknum TNI dengan satu anggota polisi. Dua anggota TNI itu adalah prajurit Kodam V/Brawijaya dan Kodam VIII/Merdeka yang tengah cuti dan berada di Jeneponto. Sementara itu, satu anggota polisi yang terlibat adalah personel Polres Jeneponto.
Ditegaskan Totok, cekcok ketiganya menyebabkan pemeriksaan dua prajurit TNI itu. Namun, penanganannya dilakukan oleh polisi militer (PM) masing-masing kodam.
"Sudah ada titik temu, jadi masing-masing diselesaikan, diambil keterangan nanti setelah minta waktu 2 hari setelah ketemu nanti akan disampaikan," ucapnya.
Tak hanya penanganan di TNI, Propam Polda Sulsel juga turun tangan untuk menindak anggota polisi yang terlibat.
Sebelumnya diberitakan, Polres Jeneponto mendapatkan penyerangan dengan berbagai hujaman batu serta bom molotov pada Kamis (27/4) dini hari waktu setempat.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suanarta mengatakan, penyerangan berlangsung terhadap ruangan Propam Polres Jeneponto. Penyerangan dilakukan oleh kurang lebih 100 orang tidak dikenal (OTK). Selain ruangan propam, Masjid Asy Syurti turut menerima hujaman tersebut. Bahkan, dalam penyerangan itu, terdengar beberapa bunyi tembakan'dari para pelaku.