close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pasukan khusus gabugan TNI dan Polri dikirim ke Nduga Papua untuk mengejar kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) yang membantai 31 sipil dan 2 anggota TNI. / Antara Foto
icon caption
Pasukan khusus gabugan TNI dan Polri dikirim ke Nduga Papua untuk mengejar kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) yang membantai 31 sipil dan 2 anggota TNI. / Antara Foto
Nasional
Selasa, 04 Desember 2018 18:39

TNI-Polri kirim pasukan khusus ke Nduga Papua buru KKSB

Pasukan khusus gabugan TNI dan Polri dikirim ke Nduga Papua untuk mengejar kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB).
swipe

Pasukan khusus gabugan TNI dan Polri dikirim ke Nduga Papua untuk mengejar kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) yang membantai 31 sipil dan 2 anggota TNI.

Sebanyak 153 personel gabungan TNI dan Polri melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan pekerja jembatan Kali Yigi dan Kali Auruk, di Kabupaten Nduga, Papua.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal, mengatakan personel gabungan sebanyak itu menggunakan tiga unit kendaraan dan telah sampai di Distrik Mbua yang merupakan distrik terdekat dengan lokasi peristiwa.

"Tadi pagi tim gabungan TNI dan Polri itu berangkat pada pukul 06.30 WIT dan diinformasikan bahwa telah sampai di Mbua, mereka akan berjalan darat ke lokasi peristiwa di Yigi dengan berjalan kaki, kira-kira lama perjalanannya dua jam," ungkapnya, Selasa (4/12).

Di Distrik Mbua, ungkap Kamal, tim gabungan TNI dan Polri telah bertemu dengan empat orang pekerja yang berjalan kaki dan berhasil melarikan diri.

"Mereka adalah Martinus Sampe karyawan Istaka mengalami luka tembak dikaki kiri, Jefrianto juga karyawan Istaka mengalami luka tembak di pelipis kiri, Irawan karyawan Telkomsel dan John petugas puskesmas," ungkapnya.

Berdasarkan keterangan dari empat orang tersebut, bahwa pos TNI yang berada di Distrik Mbua telah hancur diserang dan satu anggota TNI meninggal dunia yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

"Kelompok KKB saat melakukan penyerangan terhadap Pos TNI dengan dukungan masyarakat kurang lebih sebanyak 250 orang. Sementara ke empat masyarakat yang berhasil meloloskan diri tersebut sedang di evakuasi ke Wamena dan tim medis sudah menjemput di sekitar Habema," tuturnya.

Sedangkan mengenai para puluhan pekerja yang menjadi korban kekerasan atau penembakan, lanjut Kamal, personel gabungan TNI dan Polri sedang berupaya ke lokasi kejadian dan akan melakukan pengejaran terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Timur berencana mengirim sebanyak 100 personel Brimob ke Papua guna membantu Polda setempat memburu KKSB.

"Sebanyak satu kompi Brimob yang berjumlah 100 orang akan dikirim ke Papua pada Rabu (5/12) besok," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Mapolda Jatim di Surabaya, Selasa (4/12).

Barung mengemukakan, seratusan Brimob itu dipilih dari masing-masing datasemen berdasarkan kemampuannya terhadap situasi di Papua.

"Dari datasemen mana saja, itu tidak boleh dipublikasikan. Yang jelas mereka dipilih sesuai keahliannya masing-masing," ujar Barung.

Tak hanya ditugaskan mengejar KKB di Timika, ratusan personel itu juga dikirim ke beberapa daerah yang membutuhkan, seperti kawasan Tembagapura dan Kabupaten Nduga.

"Teknisnya seperti apa, pasukan Brimob itu kita serahkan ke Polda Papua, yang paham dengan situasi di sana. Kami hanya membantu mem-'backup' sebagai bentuk penguatan Operasi Malio di Papua," kata Barung. 

Keluarga korban

Sejumlah sanak saudara yang merupakan keluarga korban dugaan penembakan yang dilakukan oleh KKSB di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, mendatangi Markas Kodim 1702/Jayawijaya untuk menunggu jenazah.

Sekitar 90-an warga itu diizinkan masuk ke Halaman Kodim 1702/Jayawijaya oleh aparat TNI yang berjaga di pintu masuk Makodim, Selasa.

Titus, seorang warga saat ditemui di Makodim, mengatakan satu anggota keluarganya yang bekerja sebagai pengangkut material, pergi ke Nduga pada 29 November lalu.

Ia mengatakan pihak keluarga belum mendapat informasi pasti dari keluarganya yang bernama Caling, sehingga mereka mendatangi pos penanganan kasus Nduga yang ada di Kodim 17012/Jayawijaya.

"Dia antarmaterial ke atas (Nduga). Awalnya kita tahu informasi ini di media. Keluarga saya namanya Caling. Dia kerja di sana sudah selama proyek itu dilakukan," tuturnya.

Ia mengatakan pihaknya sudah melihat foto-foto penembakan yang beredar di media sosial, namun mereka belum yakin apakah benar terjadi penembakan.

"Nanti kita lihat fisiknya aslinya dalam keadaan selamat atau pun sudah menjadi jenazah. Kita dapat foto dari media yang beredar, ini jadi pertanyaan kita juga padahal di sana tidak ada sinyal, tetapi sudah ada di media sosial," ucapnya.

Dari foto yang beredar, kata dia, ada satu korban penembakan yang memiliki ciri-ciri fisik hampir mirip (Caling).

"Kalau dilihat ciri-ciri fisik, sepertinya serupa, tetapi kita tetap berharap bahwa itu bukan dia," ujarnya, berharap.

Ia mengatakan mereka juga belum menerima informasi pasti dari pihak perusahaan.

"Dari perusahaan sudah komunikasi, tetapi masih belum jelas ditambah informasi yang masih simpang siur apakah betul atau tidak," ucapnya.

Hingga sore hari, evakuasi belum bisa dilakukan.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan