Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengingatkan agar TNI dan Polri menyolidkan jajaran guna mengawal keutuhan NKRI. Apabila TNI dan Polri dinilai solid maka ancaman diyakini tidak dapat mampu menghancurkan NKRI.
Maka menurut Agum Gumelar menjaga soliditas TNI dan Polri mutlak dilakukan. Dalam acara Silahturahmi Kementerian Pertahanan dengan Purnawiraman TNI di Gedung Kemhan, Jakarta pada Senin (29/7) Agum mengajak seluruh purnawirawan darat, laut, udara dan polisi juga mesti bersatu lagi.
Lebih lanjut, Agum mengatakan tugas TNI maupun Polri tidak hanya sekadar mengawal pemerintahan terpilih hingga masa jabatannya selesai pada 2024. Tugas yang lebih berat adalah menjaga bangsa dan negara dari ancaman gerakan yang sifatnya radikal atau ingin menghancurkan NKRI dan Pancasila.
"Ya upaya untuk memecah belah TNI dan Polri itu bisa dilihat dan dirasakan. Coba kemarin pas unjuk rasa itu, 'Polisi musuh kita, TNI kawan kita'. Itu kan upaya untuk memecah belah, di sinilah perlu kewaspadaan kita," ucap Agum.
Padahal dua pimpinan TNI dan Kapolri sudah berupaya menciptakan soliditas. Agum juga menilai, kekompakan TNI dan Polri sudah diperlihatkan dalam pelaksanaan tugas-tugas masa kemarin ini dan ini perlu dipertahankan.
Agum juga mengajak kepada seluruh purnawirawan untuk mengedepankan kepentingan bersama dalam menjaga keutuhan NKRI dan melupakan permasalahan yang ada pada sebelumnya. Bahkan ia menyebut kalau tantangan radikalisme bisa datang dari kiri dan kanan.
Sebagai informasi, Kemhan menggelar silahturahmi dengan Purnawirawan TNI pada hari ini, Senin (29/7) bertema Dengan Jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, Keluarga Besar TNI Selalu Menjaga Soliditas Guna Mengawal Ketahanan NKRI.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk merajut kembali persatuan dan soliditas Purnawirawan TNI paska kontestasi politik terkini.
Menurut pantauan Alinea.id, turut hadir Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Letjen TNI (Purn) Rais Abin, Letjen TNI (Purn) Widjojo S., serta Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, dan lain-lain.