Negara hingga kini terus mengupayakan pembebasan pilot Susi Air, Kapten Phillips Mark Mehrtens, yang ditawan Tentara Nasional Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) sejak 7 Februari 2023 tanpa kontak senjata. Negosiasi melibatkan tokoh agama dan pemerintah kabupaten (pemkab).
"Negosiasi, kan, secara damai. Otomatis itu kita usahakan. Terus, kita hormati bahwa ada tokoh masyarakat yang akan berusaha menyelesaikan secara damai dan mereka tidak berharap ada kontak tembak antara TNI-Polri untuk menyelamatkan itu," kata Panglima TNI, Laksamana Yudi Margono, di Jakarta, Senin (29/5).
Ia menambahkan, ada strategi lain untuk membebaskan Kapten Mehrtens. Namun, enggak menyebutkannya secara perinci.
"Kita tidak bisa menjelaskan secara detail taktik strategi kita," ujarnya. Klaimnya, takkan menimbulkan korban jiwa dari masyarakat.
Sebelumnya, dalam sebuah video singkat, Kapten Mehrtens menyampaikan, TPNPB OPM yang menyanderanya bakal menembaknya. Sebelum itu terjadi, sambungnya, TPNPB OPM, yang disebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) oleh pemerintah RI, memberikan waktu beberapa bulan agar internasional berdialog dengan Indonesia dan Papua tentang kemerdekaan "Bumi Cenderawasih".
"KKB di sini memberikan waktu 2 bulan lagi bagi negara-negara di luar Indonesia untuk berdialog dengan Indonesia dan Papua untuk Papua merdeka," katanya. Dalam video itu, Kapten Mehrtens memegang bendera kejora dan di kelilingi anggota KKB yang sedang memegang senjata api.