Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi, mengajak masyarakat terus menjaga toleransi dalam beragama. Sebab, demokrasi Pancasila dilandasi nilai-nilai religiusitas sehingga membentuk masyarakat yang religius.
"Ini menjadi modal dasar dalam memperkuat persatuan nasional dan mempertebal kohesivitas sosial," kata Viva.
Pesan Viva tersebut berkaitan dengan tindakan tidak terpuji Rasmus Paludan, pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Garis Keras di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Masyarakat Indonesia di berbagai daerah merespons ulah Paludan dengan unjuk rasa.
Viva mengatakan aksi protes atas sikap Paludan adalah hal yang wajar. Tetapi harus dilakukan dengan tertib, menjaga moralitas, dan etika.
"Mari kita tunjukkan bahwa umat Islam Indonesia adalah masyarakat yang inklusif, rasional, moderat, menghargai nilai kemanusiaan dan kemajemukan," ujar.
Menurut Viva, PAN mengecam keras tindakan Paludan yang menebarkan kebencian terhadap umat Islam mengatasnamakan kebebasan demokrasi, dengan membakar Al-Qur'an. Hal tersebut kata Viva adalah tindakan yang tidak bermoral, tidak etis, dan melanggar HAM.
Sikap kebencian dan anti Islam dengan mengatasnamakan kebebasan pribadi di ruang demokrasi adalah pemikiran yang sesat.
"Kebebasan berpendapat dan berekspresi dalam hidup berdemokrasi haruslah berlandaskan pada nilai etis dan kemanusiaan. Hal ini kemudian akan melahirkan sikap bertanggung jawab. Tindakan ramus itu cerminan sikap intoleran, antipluralitas, antikemanusiaan, yang nilai-nilai tersebut justru bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi," kata anggota Komisi IV DPR ini.