Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa, menyampaikan transformasi ekonomi menjadi penting dalam mewujudkan target pembangunan nasional pada 2023. Di sisi lain, transformasi digital di Indonesia juga harus benar-benar dilakukan.
Dibeberkannya, target sasaran pembangunan dalam rancangan awal RKP periode 2023 adalah pertumbuhan ekonomi 5,3%-5,9%, tingkat penganguran terbuka 5,3%-6%, rasio dini 0,375%, penurunan emisi gas rumah kaca 27,02%, indek pembangunan manusia 73,31%, tingkat kemiskinan 7,5%, dan nilai tukar petani 103-105, nilai tukar nelayan 106-107.
“Oleh karena itu transformasi digital juga perlu dilakukan untuk mengimbangi dengan industrialisasi digital sehingga Indonesia tidak akan menjadi konsumen besar untuk produk digital impor tetapi juga harus menjadi produsen besar digital yang memasok kebutuhan domestik dan luar negeri,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis (28/4).
Dia mengingatkan, saat ini pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan penting untuk melakukan percepatan pemulihan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Namun, berbagai indikator penting pembangunan terus menunjukan perbaikan.
Menurutnya, hal itu membangkitan optimisme untuk melakukan percepatan pemulihan dan tumbuhnya ekonomi. Sehingga, Indonesia mampu menuju tranformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Pelaksanana musrenbang tahun ini menjadi sangat penting sebagai upaya menghasilkan rencana kerja pemerintah tahun 2023 yang responsif, adaptif dan mampu merespon tantangan yang sedang kita hadapi bersama sesuai dengan arahan bapak presiden pada sidang paripurna yang lalu tema rencana kerja pemerintah pada tahun 2023 adalah Peningkatan Produktivitas Untuk Transformasi Ekonomi Yang Inklusif dan Berkelanjutan,” kata Suharso saat dipantau secara online, Kamis (28/4).
Terakhir diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh menteri hingga kepala daerah untuk mengantisipasi krisis pangan dan energi global imbas perang Rusia-Ukraina. Menurutnya, semua pemangku kepentingan harus memiliki sense of crisis atas kondisi tantangan perekonomian yang terjadi di tanah air.
"Semua harus memiliki sense of cricis, jangan seperti biasanya. Jangan business as usual. Hati-hati! Sence of cricis harus ada di kita semuanya. Sehingga kita harus ada perencanaan yang baik, harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini," ujar Jokowi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022 yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (28/4).